Jumaat, 2 Disember 2011

Redha Ibubapa, Redha Allah

Rasullulah s.a.w bersabda, "Redha Allah tergantung pada redha ibu dan bapa, dan murka Allah bergantung pada murka ibu dan bapa mereka." (Riwayat: al-Hakim)
*
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As Sa'idy ra. berkata: suatu ketika kami duduk di hadapan Rasulullah saw. kemudian tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Bani Salimah dan bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah masih ada kebaikan yang boleh saya kerjakan untuk berbakti kepada kedua ibu bapa saya setelah mereka meninggal dunia?"
Beliau menjawab, "Ya, masih ada yaitu menshalatkan jenazahnya, memintakan ampun buat keduanya, melaksanakan janji-janjinya setelah keduanya meninggal dunia, menyambung tali persahabatan yang tidak boleh disambungnya kecuali dengan keduanya, dan memuliakan sahabat keduanya." (HR Abu Daud)

Isnin, 28 November 2011

TSA'LABAH BIN HATHIB

KATA PENGANTAR

Ibnu Abbas berkata : "Janganlah kalian mencaci maki atau menghina para shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya kedudukan salah seorang dari mereka bersama Rasulullah sesaat itu lebih baik dari amal seorang dari kalian selama 40 (empat puluh tahun)". (Hadits Riwayat Ibnu Batthah dengan sanad yang shahih. Lihat Syarah Aqidah Thahawiyah hal. 469, Takhrij Syaikh Al-Albani).

Menjunjung tinggi nama baik shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan kewajiban syar'i dan merupakan tuntunan agama. Memberikan penghormatan, keridhaan, serta pujian kepada mereka adalah salah satu prinsip dasar dari prinsip-prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Tulisan di bawah ini sengaja kami angkat dengan maksud untuk Meluruskan Cerita Tentang Tsa'labah bin Hathib, dimana sebagian dari kaum muslimin sering membawakan riwayat Tsa'labah untuk contoh kebakhilan, tanpa berusaha untuk merujuk atau memeriksa kembali kebenaran dari riwayat tersebut.

HADITS TSA'LABAH BIN HATHIB

"Artinya : Celaka engkau wahai Tsa'labah ! Sedikit engkau syukuri itu lebih baik dari harta banyak yang engkau tidak sanggup mensyukurinya. Apakah engkau tidak suka menjadi seperti Nabi Allah ? Demi yang diriku di tangan-Nya, seandainya aku mau gunung mengalirkan perak dan emas, niscaya akan mengalir untukku".

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bawardy, Al-Baghawy, Ibnu Qani', Ibnu Sakan, Ibnu Syahiin, Thabrany, Dailamy dan Al-Wahidi dalam Asbabun Nuzul (hal. 191-192). Semua meriwayatkan dari jalan Mu'aan bin Rifa'ah As-Salamy dari Ali bin Yazid dari Al-Qasim bin Abdur Rahman dari Abu Umamah Al-Baahiliy, ia berkata : "Bahwasanya Tsa'labah bin Hathib Al-Anshary datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu ia berkata : 'Ya Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar aku dikaruniai harta'. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "(Ia menyebutkan lafadz hadits di atas)".

Kemudian ia berkata, demi Dzat yang mengutusmu dengan benar, seandainya engkau memohonkan kepada Allah agar aku dikaruniai harta (yang banyak) sungguh aku akan memberikan haknya (zakat/sedekah) kepada yang berhak menerimanya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a : 'Ya Allah, karuniakanlah harta kepada Tsa'labah'.

Kemudian ia mendapatkan seekor kambing. Lalu kambing itu tumbuh beranak sebagaimana tumbuhnya ulat. Kota Madinah terasa sempit baginya. Sesudah itu, ia menjauh dari Madinah dan tinggal di satu lembah (desa). Karena kesibukannya, ia hanya berjama'ah pada shalat Dhuhur dan Ashar saja, dan tidak pada shalat-shalat lainnya. Kemudian kambing itu semakin banyak, maka mulailah ia meninggalkan shalat berjama'ah sampai shalat Jum'ah pun ia tinggalkan.

Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada para shahabat : "Apa yang dilakukan Tsa'labah ?" Mereka menjawab : "Ia mendapatkan seekor kambing, lalu kambingnya bertambah banyak sehingga kota Madinah terasa sempit baginya ...." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus dua orang untuk mengambil zakatnya seraya berkata : "Pergilah kalian ke tempat Tsa'labah dan tempat fulan dari Bani Sulaiman, ambillah zakat mereka berdua". Lalu keduanya pergi mendatangi Tsa'labah untuk meminta zakatnya. Sesampainya di sana dibacakan surat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Serta merta Tsa'labah berkata : "Apakah yang kalian minta dari saya ini pajak atau sebangsa pajak ? Aku tidak tahu apa yang sebenarnya yang kalian minta ini !.

Lalu keduanya pulang dan menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tatkala beliau melihat keduanya (pulang tidak membawa hasil), sebelum berbicara, beliau bersabda : "Celaka engkau, wahai Tsa'labah ! Lalu turun ayat :

"Artinya : Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah : 'Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang shalih. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran)".
(At-Taubah : 75-76).

Setelah ayat ini turun, Tsa'labah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia mohon agar diterima zakatnya. Beliau langsung menjawab : "Allah telah melarangku menerima zakatmu". Sampai Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam wafat, beliau tidak mau menerima sedikitpun dari zakatnya. Dan Abu Bakar, Umar, serta Usman-pun tidak mau menerima zakatnya di masa khilafah mereka.

KETERANGAN :

Hadits ini sangat Lemah Sekali.

Dalam sanad hadits ini ada dua rawi yang lemah :

1. Ali bin Yazid, Abu Abdil Malik, seorang rawi yang sangat lemah.


* Imam Al-Bukhari dalam kitabnya berkata : "Ali bin Yazid, Abu Abdil Malik Al-Alhany Ad-Dimasyqy adalah rawi munkarul hadits". (Lihat : Adh Dhu'afaa'us Shaghiir No. 255).

* Imam Nasa'i berkata : "Ia meriwayatkan dari Qasim (bin Abdur Rahman), ia matrukul hadits". (Lihat : Adh-Dhua'faa wal Matrukiin No. 455).

* Imam Daruquthny berkata : "Ia seorang matruk (yang ditinggalkan)".

* Imam Abu Zur'ah berkata : "Ia bukan orang yang kuat". (Periksa : Mizanul I'tidal 3:161, Taqribut Tahdzib 2:46, Al-Jarhu wat Ta'dil 6:208, Lisanul Mizan 7 :314).

2. Mu'aan bin Rifaa'ah As-Salamy, seorang rawi yang lemah.




* Ibnu Hajar berkata : "Ia rawi lemah dan sering memursalkan hadits". (Periksa : Taqribut Tahdzib :258).

* Kata Imam Adz-Dzahabi : "Ia tidak kuat haditsnya". (Periksa Mizanul I'tidal 4:134).



Para Ulama yang melemahkan hadits-hadits ini diantaranya ialah :

* Ibnu Hazm, ia berkata : "Riwayat ini Bathil". (Al-Muhalla 11:207-208).
* Al-Iraqy berkata : "Riwayat ini Dha'if". (Lihat Takhrij Ahadist Ihya Ulumudin 3:272)
* Ibnu Hajar Al-Asqalany berkata : "Riwayat tersebut Dha'if dan tidak boleh dijadikan hujjah". (Lihat : Fathul Bari 3 :266).
* Ibnu Hamzah menukil perkataan Baihaqi : "Dha'if". (Lihat Al-Bayan wat Ta'rif 3:66-67).
* Al-Manawi berkata : "Dha'if" (Lihat : Faidhul Qadir 4:527).

RIWAYAT YANG BENAR

Tsa'labah bin Hathib adalah seorang shahabat yang ikut dalam perang Badar sebagaimana disebutkan oleh :

* Ibnu Hibban dalam kitab Ats-Tsiqaat 3:36.
* Ibnu Abdil Barr dalam kitab Ad-Durar. halaman 122.
* Ibnu Hazm dalam kitab Al-Muhalla 11:208
* Ibnu Hajar Al-Asqalany dalam kitab Al-Ishaabah fil Tamyiizis Shahaabah I:198

Dalam buku At-Tasfiyah wat Tarbiyah wa Atsarihima Fisti'nafil Hayat Al-Islamiyyah (hal. 28-29) oleh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsary disebutkan pembelaan terhadap shahabat Tsa'labah bin Hathib, ia berkata : "Tsa'labah bin Hathib adalah shahabat yang ikut (hadir) dalam perang Badr".

Sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang ahli Badar.

"Artinya : Tidak akan masuk Neraka seseorang yang ikut serta dalam perang Badar dan perjanjian Hudaibiyah".
(Hadits Riwayat Ahmad 3:396).

SIKAP KITA

Sesudah kita mengetahui kelemahan riwayat ini maka tidak halal bagi kita membawakan riwayat Tsa'labah bin Hathib untuk contoh kebakhilan, karena bila kita bawakan riwayat itu berarti :

1. Kita berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
2. Kita menuduh shahabat ahli Surga dengan tuduhan yang jelek.
3. Kita berdusta kepada orang yang kita sampaikan cerita tersebut kepadanya.

Ingat, kita tidak boleh sekali-kali mencela, memaki atau menuduh dengan tuduhan yang jelek kepada para shahabat Rasululluh shallallahu 'alaihi wa sallam.

Beliau bersabda :

"Artinya : Barangsiapa mencela shahabatku, maka ia mendapat laknat dari Allah, malaikat dan seluruh manusia".
(Hadits Riwayat Thabrani).

Kelebihan 10 Muharram

Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, ketika Nabi s.a.w. tiba di Madinah, Baginda melihat orang yahudi berpuasa pada hari asyura. Nabi pun bertanya, "Hari apa ini ?". Jawab mereka, "Hari ini ialah hari yang baik. Pada hari ini Allah melepaskan Bani Israil dari musuh mereka, kerana itu Nabi Musa berpuasa kerananya". Sabda Nabi, "Aku lebih berhak daripada kamu dengan Musa". Oleh itu Nabi berpuasa dan menyuruh orang lain berpuasa pada hari asyura. (Sahih Bukhari)

Dari Aisyah r.a. katanya "Biasanya orang Quraisy pada masa jahiliah berpuasa pada hari asyura dan Nabi s.a.w. pun berpuasa. Ketika Baginda tiba di Madinah, Baginda juga berpuasa pada hari asyura dan menyuruh orang lain berpuasa juga". (Sahih Muslim)

Dari Salamah bin Akwa r.a. dia menceritakan bahawa Rasulullah s.a.w. mengutus seorang lelaki suku Aslam pada hari Asyura dan memerintahkan kepadanya supaya mengumumkan kepada orang ramai, "Sesiapa yang belum puasa hari ini hendaklahlah dia berpuasa dan siapa yang telah terlanjur makan hendaklahlah dia puasa juga sejak mendengar pemgumuman ini sampai malam". (Sahih Muslim)

Dari Ibnu Abbas r.a katanya, " Penduduk Khaibar berpuasa pada hari asyura dan menjadikannya sebagai hari raya, dimana wanita mereka memakai perhiasan dan pakaian yang indah pada hari itu. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda, "Puasalah kamu pada hari itu". (Sahih Muslim)

Dari Abu Qatadah Al-Anshari r.a. katanya Rasulullah s.a.w. ditanya orang tentang puasa hari arafah (9 Zulhijjah). Jawab baginda, "Semoga dapat menghapus dosa tahun yang lalu dan yang akan datang". Kemudian Nabi ditanya pula tentang puasa hari asyura (10 Muharram). Jawab baginda, "semoga dapat menghapus dosa tahun yang lalu". (Sahih Muslim)

Imam Syafi`e Rahimahullahu Ta`ala menyebutkan di dalam Kitab Al-Umm dan Al-Imla' disunatkan berpuasa tiga hari iaitu hari kesembilan (Tasu`a'), kesepuluh (`Asyura') dan kesebelas bulan Muharram. Tetapi tidak ditegah jika berpuasa hanya pada 10 Muharram sahaja.

Kelebihan Bulan Muharram

1. Bulan Muharram ialah bulan pertama dalam kalendar hijriah.

2. Bulan Muharram adalah salah satu dari pada bulan-bulan Haram.

Allah berfirman, ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (At-Taubah: 36)

Nabi saw. bersabda, “Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan suci. Tiga bulan berturut-turut iaitu Zulkaedah, Zulhijjah dan Muharram. Dan satu bulan lagi adalah Rejab yang terletak antara Jamadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Muslim no. 1679)

Bulan Haram yang dihormati itu ialah: Zulkaedah, Zulhijjah, Muharam dan Rejab.
Umat Islam dilarang berperang dan berbunuhan dalam bulan-bulan ini kecuali jika mereka diugut.Larangan untuk melakukan maksiat adalah lebih keras dibanding bulan-bulan lain.

Abdullah Ibnu Abbas ra. mengatakan maksiat yang dilakukan di bulan haram adalah lebih besar dosanya dan amal baik yang dilakukan di bulan haram adalah lebih besar pahalanya. (Tafsir At-Thabari)

Al Allamah Ibnu Hajar menulis, telah meriwayatkan oleh Abi Daud bahawa Nabi (صلى الله عليه وسلم) memandubkan (yakni SUNAT) berpuasa di BULAN-BULAN HARAM .

Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda, "Puasa yang paling utama sesudah puasa bulan Ramadan ialah puasa di bulan Muharram". (HR Muslim no. 1163)

Maal Hijrah 1433

Peristiwa hijrah Rasulullah s.a.w. bukan berlaku dalam bulan Muharram.Pengkaji sejarah yang masyhur mengatakan hijrah tersebut berlaku pada bulan Safar.
Tahun berlaku peristiwa hijrah Rasulullah s.a.w ditandakan sebagai permulaan kiraan kalendar Islam.Tahun berlaku peristiwa hijrah telah ditanda sebagai tahun 1 atau tahun pertama kalendar Islam.

Bulan Muharram ialah bulan pertama dalam kalendar hijriah. Bila tiba bulan Muharram maka tibalah tahun baru.Berubahnya tahun bererti bertambahnya umur kita. Bertambahnya umur bererti semakin dekatlah kita dengan kematian.

Isnin, 7 November 2011

Amalan Selepas Solat 5 Waktu

Tsauban r.a meriwayatkan: “Biasanya Rasulullah s.a.w. apabila telah selesai solat akan mengucapkan أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ "astaghfirullah" tiga kali, kemudian mengucapkan "اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. "Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikram.”- (HR Muslim)

Uqbah bin Amir meriwayatkan: “Rasulullah s.a.w. telah memerintahkanku supaya aku membaca ‘Al-Muawidzat’ (1.Qulhuwallahu Ahad. 2. Qul a’udzu bi rabbil falaq 3. Qul a’udzu bi rabbinnaas.) selepas setiap solat fardu.” (HR Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i)

Nabi bersabda, "Siapa yang membaca selepas habis solat, Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, lalu untuk mencukupkan bilangan seratus dengan membaca "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul-mulku walahul-hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadir" maka akan diampunkan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih air laut." (HR Muslim)

Nabi bersabda, "Sesiapa membaca ayat kursi selepas setiap solat fardu, tidak ada yang menghalangnya dari masuk syurga selain kematian.” (HR ath-Thabrani no.7532 disahihkan oleh al-Albani)

Salam Aidil Adha 1432H

Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Walillah hilham.

- Solat hari raya dan sembelih korban
Dari Al-Barra, katanya; "Saya mendengar Nabi berkhutbah. Kata beliau: "Pekerjaan kita hari ini (10 Zulhijjah) ialah solat. Sesudah itu pulang dan menyembelih korban. Sesiapa yang berbuat demikian bererti telah menjalankan agama kita." (Sahih Muslim)

- Tidak makan sehingga selesai solat 'idil Adha.
Diriwayatkan dari Buraidah ra. ia berkata : Adalah Nabi saw keluar untuk solat 'idil fitri selepas makan terlebih dahulu dan tidak makan pada 'idil adha sehingga beliau kembali dari solat hari raya. ( H.R : Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan Ahmad)


- Tidak melalui jalan yang sama waktu pergi dan balik solat hari raya.
Diriwayatkan dari Jaabir ra. ia berkata : Adalah Nabi saw apabila keluar untuk solat hari raya ke mushalla, beliau menyelisihkan jalan ( yakni waktu pergi melalui satu jalan dan waktu balik melalui jalan yang lain ). (H.R : Bukhari )

- Perempuan juga digalakan menghadiri perhimpunan solat hari raya.
Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata : Rasulullah saw. memerintahkan kami keluar pada 'idil fitri dan 'idil adha, semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Ada pun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari tempat solat, mereka menyaksikan kebaikan dan mendengarkan khutbah. Saya berkata : Ya Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda : Pinjamlah daripada saudara mara kamu. ( H.R : Jama'ah)

Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Walillah hilham.

Selasa, 1 November 2011

516 Ekor Lembu di Agih Untuk Hari Raya Korban

SHAH ALAM, 1 NOVEMBER : Kerajaan Negeri menyumbangkan 516 ekorlembu sempena sambutan Hari Raya Aidiladha peringkat negeri Selangor tahun ini.

Menteri Besar, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim berkata sambutan Hari Raya Aidiladha atau Hari Raya Korban memberi mesej penting kepada seluruh umat Islam untuk lebih menghayati sifat pengorbanan tinggi bagi mencapai kejayaan yang diredhai.

“Kerajaan negeri percaya, ibadah korban yang bakal dilaksanakan di peringkat daerah merupakan jalan yang membolehkan kita berkongsi rezeki secara bersama dengan golongan yang kurang berkemampuan termasuklah fakir miskin,” katanya.


Beliau berkata demikian dalam majlis penyerahan lembu-lembu korban di perkarangan Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, di sini hari ini.

Sumbangan lembu-lembu korban tersebut akan diagihkan kepada masjid-masjid di sembilan daerah serata Selangor termasuk Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah dan Masjid UITM, Shah Alam.

Selain itu, kerajaan negeri turut menyumbangkan lembu-lembu korban tersebut kepada badan-badan bukan kerajaan seperti PERKIM, ABIM, Hidayah Center, Brigade Amal Selangor, PANTAS, Lembaga Perumahan, MAIS serta penduduk asal yang beragama Islam.

“Pihak Kerajaan negeri juga berharap, disebalik penyerahan lembu-lembu bagi ibadah korban ini, amalan ini mampu menimbulkan kesedaran keapda umat Islam agar lebih mengimarahkan sambutan Hari Raya Aidiladha dengan memperbanyakan majlis idabah korban di kawasan masing-masing,”katanya

Hadir sama, Mufti Selangor, Datuk Setia Mohd Tamyes Abdul Wahid, Pengarah Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS), Marzuki Hussin dan Imam Besar Masjid Negeri, Ahmad Mustafa Mohd Sidin Al-Muqri.

Jumaat, 28 Oktober 2011

Raya Haji Jatuh Pada Ahad 6/11/2011

KUALA LUMPUR, 28 Oktober – Umat Islam di Malaysia akan menyambut Aidiladha pada 6 November, Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja Datuk Syed Danial Syed Ahmad mengumumkan malam tadi.

Pengumuman itu disiarkan menerusi Radio Televisyen Malaysia (RTM).

“Bagi menyempurnakan titah perintah Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong, setelah diperkenan oleh Duli-Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja, dengan ini saya mengisytiharkan tarikh Hari Raya Haji bagi negeri-negeri seluruh Malaysia telah ditetapkan pada hari Ahad, 6 Nov 2011,” katanya.

Isnin, 24 Oktober 2011

Kelebihan Ziarah Orang Sakit

Abu Hurairah ra meriwayatkan: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Kewajiban seorang muslim terhadap seorang muslim yang lainnya lima perkara, iaitu: Menjawab salam, menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah ke perkuburan), memenuhi jemputan dan mendoakan orang yang bersin.” [HR Bukhari & Muslim]

Sabda Rasulullah SAW: “Sesiapa yang menziarahi saudara seIslamnya yang sakit, seolah-olah dia berada dalam ‘Kharfah’ sehinggalah dia pulang.” Baginda ditanya: “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ‘Kharfah’ itu?” Rasulullah saw bersabda: “Iaitu kebun di syurga (yang penuh dengan buah-buahan yang boleh dipetik pada bila-bila masa)”. [HR Muslim]


Daripada Ali ra, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang pun yang menziarahi saudara seIslamnya yang sakit pada waktu pagi, melainkan 70,000 malaikat endoakannya untuk mendapat rahmat sehingga ke petang. Sekiranya dia menziarahi saudaranya pada waktu petang, maka 70,000 malaikat mendoakannya untuk mendapat rahmat Allah sehingga ke pagi. Dia juga akan mendapat nikmat berupa buah-buahan syurga yang boleh dipetik pada bila-bila masa.” [HR At-Tirmizi]

Larangan Memotong Rambut dan Kuku pada yang berhasrat berkorban

Nabi bersabda, “Apabila kamu telah melihat anak bulan Zulhijjah dan salah seorang dari kamu hendak berkorban, maka hendaklah dia menahan dirinya dari memotong rambut dan kukunya”. (HR Muslim)

Nabi bersabda, “Sesiapa yang memiliki sembelihan untuk disembelih, maka apabila masuk bulan Zulhijjah, maka janganlah sekali-kali dia memotong rambutnya dan kukunya sehingga dia berkorban”. (HR Muslim)


Menurut Imam Nawawi rahimahullah: “Maksudnya (dari larangan tersebut) ialah: Dilarang memotong kuku dengan gunting dan sebagainya. Dilarang menggunting (memotong) rambut sama ada membotakkan (mencukur), memendekkannya, mencabutnya, membakarnya atau selainnya. Termasuk dalam hal ini (dilarang) memotong bulu ketiak, misai, bulu kemaluan dan bulu yang ada di seluruh badan”. (Syarah Muslim 13/138)

Majoriti ulama dari mazhab Maliki, Syafie dan sebahagian Hanbali menyatakan makruh hukumnya bagi melanggarnya.

Sesiapa yang tidak megerjakan haji tapi berhasrat untuk melakukan ibadah korban, disunnahkan agar tidak menggunting rambut dan memotong kukunya setelah masuk 1 Zulhijjah hingga ke hari dia berkorban.

Ahad, 23 Oktober 2011

Kesempurnaan Solat

Tuntutan-tuntutan kesempurnaan solat ada dua belas sekurang-kurangnya, enam sebelumnya dan enam lagi di dalamnya.

Pertama: Ilmu. Nabi Muhammad SAW bersabda : Sedikit amal yang disertai dengan ilmu itu lebih baik dari banyak amal dalam kebodohan. (Maksud Al-Hadith)
Ilmu itu mencakupi tiga bahagian:
(1) mengetahui mana yang fardhu dan mana yang sunat solat.
(2) mengetahui mana yang fardhu dan mana yang
sunat wudhu.
(3) mengetahui pula tipu daya syaitan sehingga dapat
memeranginya.


Kedua: Wudhu. Nabi Muhammad SAW bersabda : Tiada solat kecuali dengan bersuci berwudhu). (Maksud Al-Hadith)
Wudhu itu terbahagi kepada tiga :
(1) menyucikan hati dari hasad dengki dan marah.
(2) menyucikan badan dari dosa.
(3) membasuh anggota wudhu dengan sempurna tanpa berlebih-lebihan.

Ketiga: Berpakaian. ALLAH s.w.t. berfirman : Pakailah perhiasanmu ketika mendatangi masjid (untuk bersolat). (Surah Al-Araf : 7 : 31)
Kesempurnaan berpakaian itu :
(1) halal.
(2) suci dari najis.
(3) sesuai
dengan sunnah dan memakainya bukan kerana sombong.

Keempat: Menjaga waktu. Firman ALLAH s.w.t. : Sesungguhnya solat itu diwajibkan atas orang-orang mukmin pada waktunya. (Surah An-Nisa, 4 : 103)
Tiga bahagian penjagaan waktu:
(1) dengan melihat matahari atau bulan sehingga dapat menentukan waktu.
(2) mendengar azan.
(3) fikiran sentiasa menghargai waktu iaitu dengan membuat kerja-kerja yang ALLAH s.w.t. suka.

Kelima: Menghadap kiblat. Firman ALLAH s.w.t. : Maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Kaabah). Di mana pun kamu berada, maka hadapkanlah mukamu ke arahnya.(Surah Al-Baqarah, 2 : 144)Kesempurnaan menghadap kiblat terbahagi juga kepada tiga:
(1) menghadap kiblat dengan muka.
(2) menghadapkan hati kepada ALLAH s.w.t.
(3) khusyuk dengan solat yang didirikan.

Keenam: Niat. bersabda Rasulullah SAW : Sesungguhnya amal itu bergantung kepada niat, dan untuk tiap orang apa yang diniatkannya. (Hadith diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari
Umar r.a.)
Tiga aspek kesempurnaan niat:
(1) mengetahui solat apa yang sedang dikerjakan.
(2) sedar sedang berdiri di hadapan ALLAH s.w.t. dan dilihatNYA.
(3) sedar bahawa ALLAH s.w.t. mengetahui apa yang ada dalam hati, dan kerananya hati haruslah dikosongkan dengan kesibukan dunia dan ingat kepadaNYA sentiasa

Ketujuh : Takbir. Firman ALLAH s.w.t. : Awal solat adalah takbir sedang akhirnya adalah salam. (Maksud Al-Hadith)
Tiga bahagian kesempurnaan takbir:
(1) membaca takbir dengan benar.
(2) mengangkat tangan ke paras telinga.
(3) hati terlintas niat.

Kelapan : Berdiri (bagi yang berkuasa berdiri). Firman ALLAH s.w.t. : Berdirilah kerana ALLAH serta mentaatiNYA. (Surah Al-Baqarah, 2 : 238)
Tiga bahagian kesempurnaan berdiri:
(1) Menempatkan pandangan ke tempat ujud.
(2) memelihara hati supaya sentiasa ingat kepada ALLAH.
(3) tidak enoleh ke kiri atau ke kanan.

Kesembilan: Membaca Al-Fatihah. Firman ALLAH s.w.t. : leh itu bacalah apa yang mudah di antara (kandungan) Al-Quran. (Surah l-Muzammil, 73 : 20)
Tiga kesempurnaan membaca Al-Fatihah:
(1) membaca dengan betul tajwid dan artil (dengan lagu).
(2) merenung maknanya.
(3) mengamalkan apa yang ibaca.

Kesepuluh: Rukuk. Firman ALLAH s.w.t. : an rukuklah. (Surah Al-Baqarah, 2 : 43)
Kesempurnaan rukuk ada tiga hal:
1) Meletakkan tangan ke lutut dengan ari-jari direnggangkan.
(2) bertomaninah.
(3) membaca tasbih.

Kesebelas: Sujud. Firman ALLAH s.w.t. : an sujudlah kepada ALLAH yang menciptakan semuanya, kalau kamu enar-benar menyembahNYA. (Surah Fusilat, 41 : 37)
Tiga bahagian kesempurnaan sujud:
(1) meletakkan tangan sama dengan kedua elinga dengan lengan tidak terlalu dibuka terlalu lebar.
(2) ertomaninah.
(3) membaca tasbih

Kedua belas: Bertasyahud (duduk tahiyat akhir). Bersabda Rasulullah SAW: Apabila seorang lelaki mengangkat kepalanya dari akhir sujud dan duduk sekadar tasyahud, maka sempurnalah solatnya.
(Maksud Al-Hadith)
Tiga perkara yang perlu diperhatikan semasa bertasyahud:
(1) duduk dengan kaki kiri di bawah kaki kanan.
(2) membaca tasyahud serta berdoa untuk diri dan kaum muslimin seluruhnya.
(3) memberi salam dengan sempurna iaitu berniat bahawa salam itu ditujukan kepada orang di sebelah kanan dan kiri.

Setelah sempurna dua belas perkara di atas, perlulah kesemuanya dilakukan secara ikhlas. Di dalam Al-Quran ada diperjelas :
Sembahlah ALLAH serta mengikhlaskan agama bagiNYA. (Surah Az-Zumar, 39 :
2)
Bagaimana dengan solat kita? Sudahkan disempurnakan dua belas perkara asas seperti yang Imam Al-Ghazali kata? Jika sudah, syukurlah kepada ALLAH Yang Maha Esa, dan istiqomahlah dengannya. Jika belum, marilah kita mengambil keberkatan Ramadhan untuk memperbaiki solat kita. Semoga di Hari Kemudian kita datang menemuiNYA dengan penuh keredhaan dan termasuk dalam golongan yang difirman :
Siapa yang datang dengan kebaikan, maka ia mendapat balasan lebih baik
dari apa yang dia kerjakan. (Surah Al-Qasas, 28 : 84)

Wallahu alam bishowab.

Rabu, 19 Oktober 2011

Kejayaan Sebenar

Firman Allah swt: "Dialah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah sedia ada)." (Al Fath : 4)

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.'" (Fushshilat : 30)

Rasulullah saw bersabda: "Apabila Allah kasih kepada seorang hamba, maka Ia memanggil Jibrael dan memberitahu kepadanya: 'Allah telah kasih kepada fulan, maka kasihlah engkau kepadanya.' Kemudian diumumkan kepada sekalian ahli langit, 'Sesungguhnya Allah kasih kepada fulan maka kasihlah kamu sekalian kepadanya', dan setelah dikasihi penghuni langit, diberinya kejayaan pada orang bumi." (Bukhari, Muslim)

Alangkah indahnya saat tatkala Allah swt berfirman kepada kita: "Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredhaiNya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hambaKu. Dan masuklah ke dalam syurgaKu." (Al Fajr : 27-30)

"Dan (alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): 'Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.'" (As Sajdah : 12)

Rasulullah saw ialah: "Seringan-ringan siksa ahli neraka pada hari kiamat ialah orang yang diletakkan di bawah tumitnya bara api yang akan mendidihkan otaknya. Sedang ia merasa tiada seorang pun yang lebih siksa daripadanya, padahal itu adalah siksa yang paling ringan." (Bukhari, Muslim)

"Tiap-tiap diri akan merasai mati. Sesungguhnya akan disempurnakan pahala kamu pada hari kiamat. Barangsiapa yang terjauh daripada neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, sesungguhnya BERJAYA lah dia, dan ingatlah bahawa kehidupan di dunia ini hanyalah kesenangan yang memperdaya." (Ali Imran : 185)

*
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Ibadah Kurban

Firman Allah yang bermaksud: "Dan binatang-binatang korban itu Kami jadikan buat kamu sebagai sebahagian dari upacara-upacara (agama) Allah. Padanya ada kebaikan bagi kamu. Oleh kerana itu sebutlah nama Allah ketika menyembelihnya dalam keadaan berbaris-baris. Maka apabila gugur (sembelihan-sembelihan itu), makanlah daripadanya dan berilah makan fakir yang menjaga kehormatan dan fakir yang meminta. Demikianlah Kami mudahkan (binatang-binatang) itu untuk kamu agar kamu bersyukur. Tidak akan sampai kepada Allah daging-dagingnya dan tidak pula darah-darahnya. Tetapi akan sampai kepada Allah ialah ketaqwaan dari kamu. Demikianlah dipermudahkannya korban-korban kepada kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan hendaklah kamu gembirakan orang-orang yang berbuat kebajikan ". (al-Hajj : 36-37)

Rasulullah saw bersabda: "Tiada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Korban, lebih dicintai oleh Allah swt selain dari menyembelih haiwan korban. Sesungguhnya haiwan korban itu nanti di hari kiamat akan datang berserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, kuku-kukunya dan sesungguhnya sebelum darah korban itu menyentuh tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kamu semuanya dengan pahala korban itu". (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah)

"Para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: "Ya Rasulullah, apakah Ud-hiyyah (korban) itu?". Rasulullah menjawab: "Itulah sunnah ayahmu Ibrahim". Para sahabat kembali bertanya: "Apakah yang kita akan peroleh dari Ud-hiyyah itu?". Rasulullah menjawab lagi: "Pada setiap helai bulu (dari binatang yang dikorbankan itu) kita akan mendapat satu kebajikan". (HR. Ahmad dan Ibn Majah)

Khamis, 13 Oktober 2011

Kelebihan Ziarah Orang Sakit

Abu Hurairah ra meriwayatkan: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Kewajiban seorang muslim terhadap seorang muslim yang lainnya lima perkara, iaitu: Menjawab salam, menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah ke perkuburan), memenuhi jemputan dan mendoakan orang yang bersin.” [HR Bukhari & Muslim]

Sabda Rasulullah SAW: “Sesiapa yang menziarahi saudara seIslamnya yang sakit, seolah-olah dia berada dalam ‘Kharfah’ sehinggalah dia pulang.” Baginda ditanya: “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ‘Kharfah’ itu?” Rasulullah saw bersabda: “Iaitu kebun di syurga (yang penuh dengan buah-buahan yang boleh dipetik pada bila-bila masa)”. [HR Muslim]

Daripada Ali ra, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tiada seorang pun yang menziarahi saudara seIslamnya yang sakit pada waktu pagi, melainkan 70,000 malaikat endoakannya untuk mendapat rahmat sehingga ke petang. Sekiranya dia menziarahi saudaranya pada waktu petang, maka 70,000 malaikat mendoakannya untuk mendapat rahmat Allah sehingga ke pagi. Dia juga akan mendapat nikmat berupa buah-buahan syurga yang boleh dipetik pada bila-bila masa.” [HR At-Tirmizi]

Sabtu, 8 Oktober 2011

Sifat Qanaah

Sifat Qanaah ialah MERASA CUKUP dengan apa yang ada sebagaimana yang di kurniakan oleh Allah.

Jiwa berasa lapang dengan rezeki yang diberikan Allah SWT kepadanya dan hilang rasa tamak terhadap yang tidak tercapai. - Muhammad bin Tirmizi

Berasa cukup dengan apa yang sudah dimilikinya yang telah memenuhi kepentingannya, sama ada berupa makanan, pakaian atau sebagainya. – Abu Zakaria Ansari

Puas dengan apa yang dimiliki tetapi tetap berusaha gigih, serta mempunyai sifat luhur dan 'afaf; iaitu enggan meminta-minta, berlaku sederhana dalam kehidupan dan berbelanja serta mencela (mengelak) meminta-minta tanpa keadaan darurat (keperluan mendesak) - Imam an-Nawawi.

Dari Abu Muhammad iaitu Fadhalah bin Ubaid al-Anshari r.a. bahawasanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Untung besarlah kehidupan seseorang yang telah dikurnia petunjuk untuk memasuki Agama Islam, sedang hidupnya itu adalah dalam keadaan cukup dan pula ia bersifat qana'ah." (HR Tirmidzi)

Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh berjaya orang yang beragama Islam dan rezekinya cukup dan berasa cukup dengan segala yang diberikan oleh Allah kepadanya”. (HR Muslim)

*

Tazkirah

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: ”Sesiapa yang diserahkan oleh Allah akan sesuatu urusan dari beberapa urusan pemerintahan kau muslimin, lalu ia tidak mempedulikan tentang keperluan mereka, kesusahan dan penderitaan mereka nescaya Allah tidak akan mempedulikan tentang keperluan, kesusahan dan penderitaannya di hari kiamat nanti.” [HR Abu Daud dan at-Tirmidzi ]

Dari Abu Hurairah r.a, dari nabi s.a.w sabdanya:”Sesungguhnya Imam (pemimpin, pembesar atau penguasa) itu adalah bagaikan perisai, di mana orang berperang memakai perisai dan menjaga diri dengannya. Jika Imam memerintahkan supaya bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, dia mendapat pahala kerananya dan jika dia memerintahkan selain itu maka dia mendapat siksa.” (HR Muslim)

Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya selepasku ini akan adanya para pemimpin yang melakukan kezaliman dan pembohongan. Sesiapa masuk kepada mereka lalu membenarkan pembohongan mereka dan menolong kezaliman mereka maka dia bukan dariku dan aku bukan darinya dan dia tidak akan mendatangi telaga (di syurga). Sesiapa yang tidak membenar pembohongan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka dia dari kalanganku dan aku dari kalangannya dan dia akan mendatangi telaga (di syurga)”. (Riwayat Ahmad, al-Nasai, dan al-Tirmidhi)

Nabi saw. bersabda, "Tiada seorang pemimpin yang memimpin sepuluh orang (dan ke atas) melainkan dibawa datang pada hari kiamat dalam keadaan diikat. Tidak akan melepaskannya melainkan keadilan, atau dia akan dibinasakan oleh kezaliman” (Riwayat Ahmad, Abu Ya’la dan al-Baihaqi, dinilai sahih oleh al-Albani).

Nabi saw. bersabda, "Sesiapa yang Allah jadikan sebagai pemimpin rakyat, kemudian ia tidak jujur kepada mereka, maka Allah mengharamkan ke atasnya Syurga". (HR Bukhari)

Kumpulan Pertama Tiba di Mekah

MEKAH, 8 OKTOBER : Kumpulan pertama 441 jemaah haji Malaysia tiba di Mekah kira-kira jam 1.30 pagi ini (6.30 pagi waktu Malaysia), sembilan hari selepas melaksanakan ibadah ziarah di Madinah.

Ketibaan mereka di Hotel Abraj Al-janadiriah disambut oleh Ketua Rombongan Haji Malaysia, Datuk Syed Salleh Syed Abdul Rahman, Timbalannya Tengku Aziz Raja Abdullah serta pegawai-pegawai dari Muasassah Asia Tenggara lapor Bernama.

Semua 193 jemaah lelaki dan 248 jemaah wanita iaitu kumpulan yang tiba ke Madinah dengan penerbangan pertama pada 29 September lalu, jelas keletihan selepas mengharungi perjalanan dengan bas selama kira-kira tujuh jam untuk sampai ke sini.

Selepas berehat beberapa jam, mereka dibawa untuk melakukan tawaf dan saie umrah.

Isnin, 1 Ogos 2011

Puasa dari sudut kesihatan

Kali ini saya mahu berkongsi pengetahuan mengenai beberapa faedah puasa dan kebaikannya dalam menjaga kesihatan manusia dan menghindarkan penyakit. Sebagaimana kita tahu, terlalu banyak kematian sekarang ini kerana penyakit dan ramai di kalangan mereka mati ketika di usia muda lagi. Antara pembunuh2 utama seperti sakit jantung, strok, kanser dan sebagainya berpunca kebanyakannya dari pemakanan kita sendiri. Sesuailah dengan hadith nabi yang bermaksud , “perut ialah rumah penyakit dan puasa adalah raja segala ubat“.

Semua perintah Allah S.W.T yang Dia syariatkan, pasti mengandungi faedah dan manfaat , begitu juga dengan semua yang dilarang oleh Allah S.W.T pasti kerana adanya kemudharatan dan bahaya bagi hambaNya, baik bahaya di dunia mahupun di akhirat. Baik difahami mahu pun tidak, baik di sedari ataupun tidak pasti kerana bahayanya. Semua perintah dan larangan Allah S.W.T ada HIKMAHnya.

Begitu juga dengan puasa Ramadhan yang akan kita jalani, pasti mengandungi manfaat dan faedah yang tersendiri. Walaupun masih ada lagi orang yang kalah dengan nafsunya beranggapan bahawa puasa itu hanya sebagai beban yang memberatkan, atau hanya ujian keimanan dari Allah , atau hanya sekadar suatu amalan ibadah yang berhak dihargai dengan suatu balasan dan pahala, atau hanya sekadar untuk latihan pengekangan nafsu atau hanya sekadar untuk mengangkat manusia dari darjat haiwan.

Di dalam agama lain pun ada disuruh penganutnya agar berpuasa, cuma caranya sahaja yang berlainan dengan yang disuruh di dalam Islam. Ada agama yang berpuasa tetapi bukan menahan lapar dengan tidak makan , tetapi hanya makan dan minum dalam bilangan yang lebih sedikit dari biasa. Itu masih tetap tidak relevan untuk dipanggil puasa, dan tiada hikmahnya pun. Kerana puasa yang berhikmah adalah puasa dengan tidak makan dari pagi hingga ke maghrib, dengan merehatkan perut dari bekerja sepanjang tahun.

Kajian sains dan ilmu moden berkenaan kelebihan puasa

Para penyelidik ilmu perubatan telah membuktikan bahawa puasa dapat membuang toksik / racun2 dari badan dan secara tidak langsung dapat meningkatkan sistem imunisasi tubuh dalam melawan penyakit. Menurut Dr. Mac Fadon, seorang doktor dari Amerika, “Puasa adalah seperti tongkat ajaib yang dapat menyembuhkan penyakit yang membabitkan perut.” Banyak kejayaan beliau mengubati pesakit2nya dengan menganjurkan mereka agar berpuasa sebagai alternatif kepada ubat2 moden. Dan puasa bukan sahaja dapat menjaga kesihatan dan melawan penyakit bahkan dapat juga menajamkan minda kita.

Dalam ilmu biologi, ketika perut dan usus melakukan proses pencernaan, otak tidak dapat berfungsi dengan baik. Ini kerana tenaga dan pengaliran darah tertumpu kepada kerja-kerja penghadaman makanan. Sebab itulah apabila kita makan sampai terlalu kenyang, otak kita akan menjadi lemah untuk berfikir dan tubuh pun akan rasa mengantuk dan malas. Ketika berpuasa, tenaga dan pengaliran darah tertumpu kepada otak. Ini menjadikan otak dapat bekerja dengan lancar dan memberi peluang kepada diri kita untuk melaksanakan aktiviti-aktiviti yang menggunakan mental dan fizikal yang berkesan.

Dr. Alan Cott, Seorang pakar perubatan Amerika Syarikat melaporkan terhadap penyelidikan psikologi membuktikan bahawa puasa mempengaruhi darjah kecerdasan seseorang. Ujian dilakukan terhadap sekumpulan orang yang rajin berpuasa dan sekumpulan orang yang tidak berpuasa. Keputusannya, ternyata menunjukkan bahawa orang yang rajin berpuasa memperolehi skor (markah) yang jauh lebih tinggi dalam ujian berbanding dengan orang yang tidak berpuasa.

Puasa juga insyaAllah dapat menyembuhkan pelbagai penyakit. Suatu kongres antarabangsa bertemakan “Kesihatan dan Ramadhan” telah diadakan di Casablanca, Morocco pada tahun 1996. Pakar-pakar perubatan dari seluruh dunia telah membentangkan lebih kurang 50 kajian ketika itu. Kesemua kajian itu mengesahkan puasa mampu mencegah serta menyembuhkan pelbagai jenis penyakit yang dihidapi manusia. Kesimpulan kongres itulah yang menekankan 4 fadhilat berpuasa dari sudut kesihatan yang jelas iaitu, menurunkan gula darah, tekanan darah, lipid darah dan berat badan.

Sedangkan dunia perubatan pula telah mengenal pasti pelbagai punca penyakit yang dialami masyarakat dunia masa kini dan antara penyakit yang paling kerap berlaku di dunia masa kini menurut Pertubuhan Kesihatan SeDunia ialah disebabkan sindrom metabolik. Sindrom ini meliputi 4 masalah iaitu: (1) glukos darah tinggi (2) Tekanan darah tinggi (3) Lipid darah tinggi dan (4) lebih berat badan atau obesiti. Dengan hanya meneliti penyakit utama dunia kini dan kesan puasa pada tubuh badan dapatlah kita simpulkan bahawa berpuasa adalah sangat bersesuaian untuk mencegah penyakit sindrom metabolik yang melanda dunia masa kini.

Al-Harits seorang doktor Arab mengatakan :“Yang banyak membunuh manusia adalah kerana manusia suka memasukkan makanan pada perut sebelum makanan dalam perut dicerna.”

Dr. Alexis Carel seorang doktor antarabangsa dan pernah memperolehi penghargaan nobel dalam bidang kedoktoran telah menyatakan bahawa dengan berpuasa dapat membersihkan pernafasan.

Puasa dapat manambahkan kesegaran dan kesihatan pada tubuh, kerana perut yang sentiasa bekerja memproses makanan juga perlu berhenti bekerja buat sementara waktu. Dan ketika berpuasa itu lah perut kita berehat dan mendapat kesegaran semula untuk bekerja kemudiannya. Sama juga ibaratnya seperti enjin kereta yang mungkin tidak tahan lama jika dipaksa untuk sentiasa berjalan tanpa henti.

Saranan Rasulullah S.a.w , sahabat dan ulamak berkenaan puasa

Menahan lapar di bulan puasa ataupun diluar bulan puasa mengandungi faedah dan manfaat yang sangat besar untuk kesihatan badan dan kesihatan hati manusia. Hal ini sudah diterangkan oleh Rasulullah S.a.w dan telah dicontohkan oleh baginda dan keluarganya;

Rasulullah S.A.W bersabda ; yang ertinya, “Berpuasalah supaya kamu sihat.” Hadith Riwayat Abu Naiim

Sabdanya lagi yang bermaksud, “Puasa adalah pelindung”. Hadith Riwayat Muslim, Ahmad, dan an-Nasa`

Sayyidatina Aisyah rodhiyallohu anha berkata :

مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ خُبْزِ شَعِيرٍ يَوْمَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ حَتَّى قُبِضَ

“Keluarga Muhammad tidak pernah kenyang walaupun dengan roti gandum dua hari berturut-turut sampai beliau wafat.” (Muttafaqun alaihi)

Nabi S.a.w bersabda :

أَكْثَرَهُمْ شِبَعًا فِي الدُّنْيَا أَطْوَلُهُمْ جُوعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Orang yang paling banyak kenyang di dunia adalah yang paling lama lapar di akhirat.” Hadith Riwayat Al-Bazzar

Al-Imam Ath-Thabrani juga meriwayatkan dengan sanad hasan yang bermaksud;

“Orang yang banyak kenyang di dunia mereka adalah orang yang banyak lapar di akhirat.”

Al-Imam Al-Baihaqi meriwayatkan : ‘Dunia adalah penjaranya orang mukmin dan syurganya orang kafir.”

Al-Imam Muslim juga meriwayatkan hadits dari Rasulullah bahawa baginda bersabda :

خَيْرٌ القُرُوْنِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَأْتِيْ قَوْمٌ يَشْهَدُوْنَ وَلاَيَسْتَشْهَدُوْنَ وَيَنْذُرُوْنَ وَلاَ يُوْقُوْنَ وَيَظْهَرُوْنَ فِيْهِمُ السِّمَنُ

“Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya kemudian berikutnya. Kemudian akan datang suatu kaum mereka memberikan persaksian padahal tidak diminta persaksiannya. Mereka banyak bernadzar tetapi tidak menunaikannya. Dan banyak di kalangan mereka orang-orang gemuk/ gendut.”

Al-Imam Thabrani dan Ibnu Abi Dunya meriwayatkan hadits :“Akan terjadi pada ummatku seseorang memakan semua jenis makanan, meminum semua jenis minuman, memakai semua jenis pakaian dan banyak berbicara. Maka mereka itulah paling buruknya ummatku.”

Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan hadits :

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

“ Tidaklah Bani Adam memenuhi kantung yang lebih buruk dari perutnya, hendaknya Bani Adam makan sekadar menegakkan punggungnya, jika tidak dapat tidak (terpaksa) maka makanlah sepertiga makanan sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Imam Tirmidzi)

Setelah membawakan sebahagian hadits-hadits di atas, Al-Imam Ash-shon’ani rahimahullah berkata :“Hadits ini menunjukkan atas tercelanya banyak makan dan kenyang kerana menimbulkan berbagai penyakit dan memberatkan seseorang untuk melaksanakan hukum syar’i/ ibadah.”

Manfaat lapar untuk kesihatan hati

Adapun manfaat lapar untuk kesihatan hati, para ulama telah menerangkannya : Luqman Al-Hakim menasihati anaknya, “Wahai anakku, apabila perut dipenuhi makanan, maka gelaplah fikiran, bisulah lidah dari menuturkan hikmah (kebijaksanaan) dan malaslah segala anggota badan untuk beribadah.”

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Empat perkara yang mengelapkan hati atau melembapkan otak : perut yang terlalu kenyang, berkawan dengan orang yang suka membuat maksiat, tidak insaf terhadap dosa-dosa yang lalu dan panjang angan-angan.”

Berkata Dzunnun ‘ailaihissalam :“Saya tidak pernah kenyang kecuali saya berbuat maksiat atau berkeinginan untuk bermaksiat”.

Berkata ‘Aisyah radiyallahu ‘anha:“Bid’ah pertama yang terjadi setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam adalah kenyang sesungguhnya suatu kaum ketika kenyang perutnya keras nafsunya untuk mendapatkan dunia”

Berkata al Imam ash Shan’ani rahimahullah :“Sesungguhnya lapar itu adalah penjaga dari penjagaan Allah dan pertama yang terhindar dengan lapar adalah dorongan syahwat jima’ dan syahwat berbicara kerana bagi orang yang lapar tidak ada keinginan untuk berbicara kecuali sangat penting sehingga dia terhindar dari berbagai penyakit lisan, pada orang yang lapar juga tidak bangkit padanya syahwat jima’nya sehingga terhindar dari penyaluran syahwat yang diharamkan, orang lapar juga sedikit tidur kerana orang yang banyak makan dan minum akan banyak tidur yang dapat membawa kepada kerugian di dunia dan akhiratnya, terluput dari berbagai kemanfataan duniawi dan ukhrowi”.

Berkata Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah :“Lapar itu menyebabkan lembutnya hati, kuatnya pemahaman, lembutnya jiwa, lemahnya nafsu dan kemarahan. Sedangkan kenyang menyebabkan lawannya.”

Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah :“Wahai Bani Adam, makanlah sepertiga perutmu, minumlah sepertiga perutmu dan biarkan sepertiga untuk bernafas dan berfikir.”

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan bahawa Ibnu Umar berkata :“Aku tidak pernah kenyang sejak aku masuk Islam.”

Diriwayatkan dari Amir bin Qois , bahawa dia berkata :“Jauhilah oleh kalian kenyang, kerana kenyang itu mengeraskan hati.”

Telah berkata Malik bin Dinar rahimahullah :“Tidak semestinya, seorang mukmin menjadikan perutnya paling besar cita-citanya dan menjadikan syahwatnya menguasai dirinya.”

Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah :“Adalah bapa kita Adam diuji dengan makan, dan terus kalian akan diuji dengan makan sampai hari kiamat.”

Beliau juga berkata :“Barangsiapa mampu menguasai perutnya maka dia akan mampu menguasai amal sholehnya.”

Beliau berkata lagi :“Tidaklah hikmah itu berada di perut yang penuh.”

Diriwayatkan dari Abdul Aziz bin Abi Dawud bahawa telah dikatakan padanya :“Lapar itu banyak menolong seseorang bersegera melakukan kebaikan.”

Berkata Abu Imran Al-Juwaini :“Sesungguhnya nafsu, jika lapar dan haus maka bersih hati dan lembut dan jika perut kenyang dan lega maka hatinya buta.”

Beliau berkata :“Kunci dunia adalah kenyang dan kunci akhirat adalah lapar, dan pangkal segala kebaikan dunia dan akhirat adalah takut kepada Allah. Sesungguhnya Allah memberikan dunia ini kepada orang yang dicintai dan yang tidak, dan sesungguhnya lapar itu di sisi Allah ada simpanan yang ditunda dan tidak diberikan kecuali kepada orang yang dicintai-Nya.”

Berkata Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah :“Saya tidak pernah kenyang selama 16 tahun, kerana kenyang itu memberatkan badan, menghilangkan kecerdasan, membuat banyak tidur dan melemahkan seseorang untuk melakukan ibadah.”

“Bukanlah puasa itu hanya sekadar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor.”
(H.R.Ibnu Khuzaimah)

Demikian kehidupan Rasulullah dan para shahabat. Beliau dan para shahabatnya lebih memilih banyak lapar dari pada kenyang kerana kefahamannya terhadap faedah lapar dan bahaya kenyang, lebih memilih mengekang syahwatnya daripada menurut syahwat, dan bukannya pada mereka tidak ada makanan tetapi beliau lebih memilih keadaan yang lebih baik dan lebih sempurna daripada lawannya. Mereka makan dan minum sekadar dapat melaksanakan ibadah, kerana hanya untuk itu (untuk beribadah) diciptakannya jin dan manusia.

Seringnya Rasulullah makan tiga hari sekali sampai wafat bukan makan sehari tiga kali seperti budaya kita.

Rahsia-rahsia puasa dan syarat-syarat kebatinannya menurut Imam AlGhazali

Semua ada enam iaitu:

1. Memejamkan mata dan menahannya dari meluaskan pemandangan kepada segala perkara yang tercela dan dibenci oleh agama dan juga kepada segala sesuatu yang boleh menganggu hati, seperti melalaikannya dari berzikir dan mengingat kepada Allah.

2. Memelihara lidah dari bersembang kosong, berbohong, mencaci maki, bercakap kotor, menimbulkan permusuhan dan riya’.

3. Memelihara pendengaran dari mendengar hal-hal yang dilarang dan dibenci, sebab setiap yang haram diucapkan haram pula didengarkan. Dan kerana itu jugalah Allah s.w.t telah menyamakan pendengaran kepada sesuatu semacam itu dengan memakan barang-barang yang diharamkan, sebagaimana dalam firmanNya yang bermaksud: “Mereka itu suka mendengar perkara yang bohong dan memakan barang yang haram.” (al-Maidah: 42)

4. Memelihara seluruh anggota yang lain dari membuat dosa seperti tangan dan kaki dan memeliharanya juga dari segala yang dibenci. Demikian pula menahan perut dari memakan barang-barang yang bersyubhat waktu berbuka puasa. Apalah gunanya berpuasa dari makanan yang halal, kemudian dia berbuka pula, dia memakan makanan yang haram. Orang berpuasa seperti ini, samalah seperti orang yang membangunkan sebuah istana yang indah, kemudian dia menghancurkan sebuah kota. Rasulullah s.a.w bersabda:

“Ada banyak orang yang berpuasa tetapi ia tiada memperolehi dari puasanya itu selain dari lapar dan dahaga (yakni tiada mendapat pahala).”

Ada yang mengatakan bahawa orang itu adalah orang yang berbuka puasanya dengan makanan yang haram. Yang lain pula mengatakan orang itu ialah orang yang menahan dirinya berpuasa dari makanan yang halal, lalu ia berbuka dengan memakan daging manusia; iaitu mencaci maki orang kerana yang demikian itu adalah haram hukumnya. Ada yang mengertikannya dengan orang yang tiada memelihara anggota-anggotanya dari dosa.

5. Janganlah dia membanyakkan makan waktu berbuka puasa, sekalipun dari makanan yang halal, sehingga terlampau kenyang, kerana tidak ada bekas yang paling dibenci oleh Allah s.w.t. daripada perut yang penuh dari makanan yang halal. Cubalah renungkan, bagaimanakah dapat menentang musuh Allah (syaitan) dan melawan syahwat kiranya apa yang dilakukan oleh orang yang berpuasa waktu berbuka itu, ialah mengisikan perut yang kosong itu dengan berbagai makanan semata-mata kerana dia tidak mengisikannya di waktu siang tadi. Kadangkala makanan-makanan yang disediakan itu berbagai-bagai rencamnya sehingga menjadi semacam adat pula kemudiannya. Akhirnya dikumpulkanlah bermacam ragam makanan untuk persediaan menyambut Ramadhan, dan dihidangkan pula dalam satu bulan itu bermacam-macam makanan yang tidak pernah dihidangkan dalam bulan-bulan sebelumnya.

Sebagaimana yang termaklum bahawa maksud puasa itu adalah menahan selera dan mengekang nafsu, agar diri menjadi kuat untuk taat dan bertaqwa kepada Allah. Tetapi kalaulah hanya sekadar mengekang perut di siang hari hingga ke masa berbuka, lalu membiarkan syahwat berlonjak-lonjak dengan kemahuannya kepada makanan, dan dihidangkan pula dengan berbagai-bagai makanan yang lazat-lazat, sehingga perut kekenyangan, tentulah perut akan bertambah keinginannya kepada makanan-makanan itu. Malah akan timbul syahwat pula keinginan yang baru, yang kalau tidak dibiasakan sebelumnya mungkin ia tetap pada kebiasaannya. Semua ini adalah bertentangan dengan maksud dan tujuan puasa yang sebenarnya. Sebab hakikat puasa dan rahsianya adalah untuk melemahkan kemahuan dan keinginan, yang digunakan oleh syaitan sebagai cara-cara yang menarik manusia kepada berbagai kejahatan. Padahal kemahuan dan keinginan ini tidak dapat ditentang, melainkan dengan mengurangkan syahwat. Barangsiapa yang menjadikan di antara hatinya dan dadanya tempat untuk dipenuhi dengan makanan, maka ia terlindung dari kerajaan langit.

6. Hendaklah hatinya merasa bimbang antara takut dan harap kerana ia tiada mengetahui apakah amalan puasanya itu diterima oleh Allah, sehingga tergolongnya ia ke dalam puak muqarrabin (hampir kepada Allah) ataupun puasanya tertolak maka terkiralah ia ke dalam golongan orang yang terjauh dari rahmat Allah Ta’ala. Perasaan seumpama ini seharusnya sentiasa ada pada diri seseorang, setiap kali selesai melakukan sesuatu ibadat kepada Allah Ta’ala.

Penutup

Semoga kita diberikan kekuatan dan kerajinan untuk berpuasa dan menambahkan ibadah2 lain di bulan Ramadhan yang mulia ini. Lebih2 lagi bulan Ramadhan ini lah digarinya para syaitan dari golongan jin dari menghasut manusia dan adanya malam Lailatul Qadar iaitu satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, masyaAllah. Semoga kita dapat beribadah dengan baik di malam tersebut dan dikurniakan oleh Allah pahala agar dapat terselamat kita semua dari nerakaNya, amiin.

Tidak lupa kepada para perokok2, bulan Ramadhan ini lah peluang anda untuk belajar berhenti menghisap rokok kerana di siang hari anda sudah tidak dapat hisap rokok. Dan jangan pula di malam harinya anda membalas dendam apa yang anda tidak boleh lakukan pada waktu siang itu. Sebaliknya cuba makan makanan yang dapat membantu lagi untuk membuang toksik / racun dalam badan anda. Sekiranya racun2 itu sudah tiada lagi, maka insyaAllah anda tidak akan ketagih lagi. Pengalaman saya sendiri, saya cuba melawan selama hampir sebulan sahaja untuk berhenti merokok dengan tidak menyentuhnya langsung. Selepas itu anda tidak akan rasa mahu merokok lagi malahan akan rasa muak dengan asap rokok kerana badan anda sudah tiada kandungan racun2 yang menyebabkan ketagihan itu.

Ketahuilah, ramai perokok yang sudah berjaya berhenti merokok pada bulan Ramadhan, maka saya harap kali ini giliran anda pula. Saya pun sudah hampir 3 tahun berhenti merokok dan insyaAllah saya sudah tidak mahu menyentuhnya lagi. Nak seribu daya, tak nak seribu dalih! Selamat berhenti merokok kerana merokok boleh mendatangkan kepada anda segala penyakit yang merbahaya bukan sahaja kepada diri anda tetapi juga orang lain. Adakah anda mahu menanggung dosa terhadap orang lain itu? Mudah2an Allah membantu memudahkan usaha anda untuk berhenti merokok, amiin.

Selasa, 24 Mei 2011

Kem Smart Solat 6-7 Jun 2011

Tarikh : 6-7 June 2011
Hari : Isnin dan Selasa
Tempat : Masjid Parit 4
Peserta : 93 orang ( Pelajar SK dan SRA Parit 4 )
Fasilitator : Ustaz Salleh Basar, Ust Ahmad Azan Abdullah Latif, Ustazah Norsiah Yahya dan Ustaz Farid, manakala selebihnya daripada JAIS.

Kuliah Maghrib Bersama Hj Nik Mohd Yusof Nik Ismail

Tarikh 21/5/2011, bersamaan hari Sabtu malam Ahad, satu kuliah Maghrib bersama Hj Nik Md Yusof Nik Ismail (Pak Nik) telah diadakan. Ramai ahli kariah bersama jemputan telah hadir, termasuklah Penghulu Mukim Pancang Bedena Tn Hj Anuar Abd Wahid, ketua-ketua Kampung Mukim Pancang Bedena. Pak Nik memulakan kuliahnya dengan usikan ' kita seolah2 berada di masjid Madinah' lantaran kemerduan suara bilal mengalunkan azan Maghrib. Pok Nik mengajak seluruh ahli jamaah manjadikan Islam sebagai paksi utama, bukannya bangsa. Umat yang berjaya ialah yang mengambil Islam secara keseluruhan. Pok Nik banyak mengajak jamaah berfikir tentang hakikat kejadian manusia diciptakan oleh Allah, sebagai khalifah di muka bumi inbmelaksanakan amanah yang diberikan. Di akhir majlis pok Nik berkesempatan untuk memnyampaikan sumbangan kepada beberapa asnab mikin yang dipilih dari beberapa buah kampung sekitar kariah, iaitu Kg Parit 1-2, 3-4,5-6,dan Kg Peket 60. Pak Nik mengharapkan suatu masa nanti, tidak ada lagi penerima zakat di kampung ini, sebaliknya lebih ramai penerima asnab yang bertukar menjadi pembayar zakat, insyaallah.

Gambar akan menyusul.

Mesyuarat AJK Masjid Kali 2

Tarikh : 25/5/2011
Hari : Rabu malam Khamis
Masa : Selepas solat Isya
Tempat : Bilik Mesyuarat

Semua AJK/Pegawai Masjid di jemput hadir

Jumaat, 8 April 2011

Keutamaan Ilmu Pengetahuan

Keutamaan Ilmu Pengetahuan

Di dalam Al-Quran Al-Karim terdapat banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan kepada keutamaannya ilmu pengetahuan itu. Di antaranya ialah:

"Allah telah menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Dia jua, begitu pula para Malaikat dan para ahli ilmu pengetahuan turut menyaksikan sama, iaitu Tuhan yang berdiri di atas keadilan"(Ali-Imran: 18)

Perhatikanlah pada ayat yang tersebut di atas itu, bagaimana Allah s.w.t. telah memulakan penyaksian itu dengan diriNya sendiri, keduanya dengan para Malaikat dan sesudah itu dengan para ahli ilmu pengetahuan. Itu saja sudah cukup untuk membuktikan, betapa tingginya keutamaan ilmu pengetahuan dan kelebihannya.

Allah berfirman pula:

"Andaikata mereka mengembalikannya (berita itu) kepada Rasul dan kepada orang-orang yang memegang urusan pemerintahan diantara mereka, tentulah halnya telah dimengerti oleh orang-orang yang menelitinya dalam golongan mereka itu". (an-Nisa': 83).

Jadi hukum mengenai perkara-perkara yang berlaku itu harus dikembalikan kepada kebijaksanaan orang-orang yang berilmu pengetahuan, kerana martabat mereka ditingkatkan dengan martabat para Nabi dalam menyingkap hukum-hukum Allah s.w.t.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

Sabda Rasulullah s.a.w. dalam menentukan kelebihan ilmu pengetahuan atas segala rupa ibadat dan penyaksian, katanya:

"Keutamaan seorang yang berilmu pengetahuan ke atas seorang yang banyak ibadatnya, laksana keutamaanku ke atas serendah-rendah orang dari golongan sahabatku.

"Cubalah perhatikan, betapa itmu pengetahuan itu dipersamakan seiring dengan darjat kenabian, dan betapa pula direndahkan martabat sesuatu amalan yang sunyi dari ilmu pengetahuan, sekalipun orang yang beribadat itu cukup mengetahui dengan ibadat yang ia lakukan itu sehari-harian, kerana kiranya ibadat itu ditunaikan tanpa ilmu pengetahuan, tentulah ianya tidak boleh dinamakan ibadat.

Di antara wasiat Luqman Al-Hakim terhadap anaknya ialah;

Wahai anakku! Pergauilah para alim-ulama dan rapatilah mereka dengan kedua lututmu, sebab Allah s.w.t. menghidupkan hati dengan nur (cahaya) hikmat, sebagaimana Dia menghidupkan bumi dengan hujan lebat dari langit.

Keutamaan belajar

Adapun ayat-ayat Al-Quran yang berhubung dengan keutamaan belajar itu, di antaranya ialah:

"Mengapa tidak ada sekelompok pun dari setiap golongan mereka itu yang berangkat untuk menambah ilmu pengetahuan agama."(At-Taubah: 122)

"Maka tanyakanlah para ahli ilmu pengetahuan, kiranya kamu tiada mengerti." (An-Nahal: 43)

Sabda Rasulullah s.a.w.:

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah s.w.t. akan melorongkan baginya jalan ke syurga." "Andaikata anda berangkat untuk mempelajari suatu bab dari ilmu pemgetahuan, adalah lebih utama dari anda bersembahyang seratus rakaat."

"Menuntut ilmu adalah wajib di atas setiap orang Muslim."

Abu Darda' berkata:

"Kiranya saya dapat mempelajari suatu masalah, itu adalah lebih saya cinta daripada saya bangun beribadat sepanjang malam." "Orang alim dan orang yang menuntut ilmu itu, adalah dua orang yang berkongsi dalam kebaikan. Sementara orang-orang selain keduanya adalah sesia belaka. Tiada bangun sama sekali. "

Berkata Ibnu Mas'ud r.a.:

"Hendaklah kamu mencari ilmu pengetahuan sebelum ianya terangkat, dan terangkatnya ilmu pengetahuan itu dengan kematian ahli-ahlinya. Seseorang kamu tiada dilahirkan sebagai orang yang sudah pandai. Jadi ilmu pengetahuan itu akan dicapai hanya dengan belajar."

Keutamaan mengajar

Ayat-ayat al-Quran mengenai keutamaan mengajar ini, ialah di antaranya firman Allah Ta'ala:"

Hendaklah mereka memberikan peringatan kepada kaumnya, apabila telah kembali kepada mereka nanti, moga-moga mereka berhati-hati."(At-Taubah: 122)

Maksudnya ialah memperingatkan mereka itu dengan pelajaran dan petunjuk yang diperolehinya.

"Dan di waktu Tuhan mengambil janji orang-orang yang diberikan olehnya kitab; iaitu hendaklah kamu sekalian menerangkan perkara-perkara yang tersebut di dalam kitab itu, dan jangan sampai kamu menyembunyikannya."(Ali-Imran: 187)

Maksudnya ialah mewajibkan orang yang berilmu itu menyebarkan ilmunya dengan mengajar. "Ada sebahagian dari mereka itu yang menyembunyikan kebenaran, sedangkan mereka itu mengetahui (hukumnya)." (Al-Baqarah: 146)

Maksudnya menghukumkan salah atau haram orang yang menyembunyikan ilmu pengetahuanya, sebagaimana dihukumkan haram pula orang yang menyembunyikan penyaksiannya.

Firman Allah Ta'ala:

"Barangsiapa menyembunyikannya (penyaksian), maka berdosalah hatinya." (Al-Baqarah: 283)

"Siapakah orang yang lebih baik ucapannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan berbuat kebaikan." (Fushshilat: 32)

Dengan ilmu pengetahuan seorang hamba itu akan sampai ke peringkat orang-orang yang terpuji ketaatannya dan tertinggi kedudukannya. Memikirkan perihal ilmu pengetahuan setanding pahalanya dengan berpuasa, dan menelaahnya setanding pahalanya dengan bangun beribadat di tengah malam. Dengan ilmu pengetahuanlah manusia mentaati Allah Azzawajalla, memperhambakan diri kepadaNya, MengEsakanNya dan membesarkanNya.. Dengan ilmu pengetahuan juga manusia boleh mencapai darjat kewajiban kewara'an, dan dengannya pula manusia menyambung silatur-rahmi. Dengan ilmu pengetahuan juga, ia akan mengenal yang halal dan yang haram. Ilmu pengetahuan itu adalah diumpamakan sebagai pembimbing, manakala amalan pula menjadi pengikutnya, dan berbahagialah orang yang menerima ilham dari ilmu pengetahuan, dan celakalah orang yang terhalang dari ilmu pengetahuan

Rabu, 16 Februari 2011

Aurat Sesama Lelaki dan Wanita

Dari Abu said al-Khudri r.a katanya, Rasulullah s.a.w bersabda: “Lelaki tidak boleh melihat aurat lelaki dan perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Lelaki tidak boleh berselimut sesama lelaki dalam satu selimut tanpa pakaian dan perempuan tidak boleh berselimut sesama perermpuan dalam satu selimut tanpa pakaian.” (Bukhari)

Huraian:

Pakaian adalah satu keperluan penting bagi manusia. Secara lahirnya, pakaian melindungi manusia, tetapi secara batinnya adalah lambang kemuliaan insan. Syarak mendefinisikan bahawa aurat adalah sesuatu yang wajib disembunyikan dan haram dilihat. Menurut pendapat jumhur ulama’, wajib menutup aurat dalam semua keadaan sama ada pada waktu solat atau di luar solat.

Secara keseluruhannya empat mazhab utama dalam fiqh Islam iaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafie dan Hambali menetapkan bahawa aurat bagi lelaki adalah antara pusat dan lutut manakala bagi wanita ialah keseluruhan tubuhnya kecuali muka dan tapak tangan berdasarkan nas yang kuat daripada al-Quran dan al-sunnah.

Menjauhi Perbuatan Yang Mendatangkan Bahaya

Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya syaitan ada baginya bisikan ke hati anak Adam, dan Malaikat juga ada bisikannya; ada pun bisikan syaitan itu ialah galakannya supaya seseorang melakukan kejahatan dan mendustakan kebenaran, dan bisikan Malaikat pula ialah galakannya supaya seseorang mengamalkan kebaikan dan meyakini kebenaranya; oleh itu sesiapa yang terasa bisikan yang baik, maka hendaklah ia mengetahui bahawa perkara itu dari Allah, serta hendaklah ia bersyukur kepada Allah, dan sesiapa yang terasa bisikan yang satu lagi maka hendaklah ia meminta perlindungan Allah dari angkara syaitan.” Ibn Mas’ud r.a

Huraian:

* Setiap manusia mempunyai lintasan hati yang berlainan kerana berlainan sebabnya.
* Satu daripada jenis lintasan itu adalah lintasan yang dibawa oleh malaikat yang bertugas memancarkan ke dalam hati manusia perasaan suka berbuat kebajikan dan menerima kebenaran; sementara satu lagi lintasan adalah lintasan syaitan iaitu lintasan untuk melakukan kejahatan dan menolak kebenaran.
* Lintasan malaikat ini dinamakan sebagai “ilham” dan lintasan jahat syaitan itu sebenarnya adalah “was-was” di mana kita diperintahkan memohon perlindungan Allah daripadanya sebagaimana yang dimaksudkan di dalam al-Quran, surah an-Nas.
* Oleh yang demikian selaku manusia biasa, apabila datang sesuatu lintasan hati, maka hendaklah kita mempertimbangkannya terlebih dahulu dengan neraca syarak; jika bersesuaian kerjakanlah, jika sebaliknya jauhkanlah.

Keistimewaan Memeluk Islam

Diriwayatkan daripada Abu Said al-Khudri r.a : “Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Apabila seseorang memeluk agama Islam dengan ikhlas, Allah akan mengampunkan semua dosa-dosanya di masa lalu. Kemudian setelah itu mulai diadakan perhitungan, pahala untuk setiap perbuatan baik yang dilakukannya dilipat gandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali ganda sedangkan setiap dosa yang dilakukannya akan dicatat sebanyak dosa yang dilakukannya kecuali apabila Allah mengampunkannya.”
(al-Bukahri)

Huraian:

Mualaf ialah orang yang baru berjinak-jinak Islam. Dari segi bahasa mualaf bererti lemah. Istilah ini lalu disandarkan kepada mereka yang baru saja memeluk Islam dan masih lemah pemahamannya tentang Islam. Kebanyakan daripada kita tidak memahami keperluan mualaf.

Mualaf sebenarnya mengharapkan teman dan sahabat yang dapat memberi sokongan moral dan perlindungan dari kecaman keluarga mahupun saudara, kerana perpindahan agama bukanlah perkara yang mudah sebaliknya memerlukan banyak pengorbanan. Justeru perlu ada pihak yang menyelia dan membimbing golongan yang baru memeluk Islam ini agar mereka tidak kembali murtad. Contohnya menziarahi mereka supaya tidak terabai dan memantau perkembangan mereka.

Kebanyakan kes yang berlaku hari ini, orang memeluk Islam sekadar untuk mencukupkan syarat membolehkannya berkahwin dengan pasangan yang beragama Islam. Bukan dengan niat yang benar-benar ikhlas mahu mentauhidkan Allah SWT. Bagi mualaf yang ikhlas ingin memeluk Islam pula, mereka akan melaksanakan ajaran Islam secara bertahap. Bahkan tidak keterlaluan jika dikatakan bahawa ada antara golongan mualaf ini yang jauh lebih taat daripada mereka yang sejak lahir memeluk Islam. Golongan inilah yang disebutkan di dalam hadis di atas.

Perkara Yang Mengeratkan Persahabatan

Sabda Rasulullah s.a.w yang maksudnya: “Tiga perkara yang boleh mengeratkan persahabatan dengan saudaramu iaitu memberi salam apabila bertemu dengannya dan menyediakan tempat duduknya dalam sesuatu majlis serta panggilah ia dengan nama yang paling disenanginya.” Riwayat Al-Tabrani

Huraian:

* Kita hendaklah sentiasa mempamerkan keperibadian seorang muslim dalam setiap pergaulan kerana ia merupakan aset penting bagi kejayaan diri serta organisasi yang dipimpin.
* Tutur kata yang baik, beradab dan dipenuhi unsur-unsur keikhlasan akan memberikan motivasi yang paling berkesan kepada setiap individu dalam masyarakat sekeliling sehingga membentuk kualiti ummah yang terbaik dan menjadi contoh kepada yang lain.
* Jika kita mahu dihormati maka kita hendaklah terlebih dahulu menghormati orang lain sama ada dengan mengucapkan salam, bersikap peramah dan mengutamakan keperluannya. Ini dengan sendirinya akan menerbitkan perasaan hormat orang itu terhadap kita dan seterusnya menimbulkan rasa kasih dan sayang antara satu sama lain.

Kasih Kepada Rasulullah SAW

Rasulullah s.a.w telah bersabda yang maksudnya: “Didiklah anak-anak kamu atas tiga sifat iaitu: cintakan nabi mereka, cintakan keluarga Nabi dan membaca al-Quran.”
(At-Tabrani)

Huraian:

* Kita perlu beradab dengan Rasulullah SAW dalam semua keadaan sekalipun baginda sudah wafat.
* Adalah tidak memadai mengasihi Rasulullah dengan sekadar berselawat memuji baginda sahaja sedangkan diri kita tidak pernah mencontohi segala tindakan dan akhlak baginda tetapi mengasihi Rasulullah mestilah disertakan dengan segala tindakan anggota badan iaitu dengan mendirikan segala kewajipan beribadat serta berusaha melaksanakan tuntutan yang lain sebagai menandakan keyakinan yang tidak berbelah bahagi terhadap kebenaran Islam yang dibawa oleh baginda.
* Cintakan keluarga baginda pula bererti menjaga kemuliaan atau nama baik keluarga Rasulullah iaitu tidak membiarkan sebarang fitnah dan cercaan berlaku oleh orang-orang kafir atau mereka yang mahu mengkhianati Islam.
* Al-Quran adalah peninggalan Rasulullah SAW, maka sebagai menjaga keteguhan iman dan aqidah, seorang Muslim itu hendaklah sentiasa membacanya dan menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman agar terhindar daripada kejahatan dan kesesatan.

Mengekalkan Adab Yang Mulia

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Sesungguhnya Allah S.W.T sukakan bersin dan benci pada menguap. Jika salah seorang kamu bersin dan memuji Allah S.W.T, hendaklah orang Islam yang mendengarnya mengucapkan “(Yarhamukallah)”. Sedangkan menguap itu adalah daripada syaitan. Maka jika seorang kamu menguap hendaklah ia mengembalikannya (menahannya) sedapat mungkin, kerana apabila kamu menguap, syaitan akan ketawa melihatnya.” Riwayat al-Bukhari

Huraian:

* Islam selaku agama yang mulia amat menekankan kesopanan dan kesantunan dari sekecil-kecil perkara hinggalah sebesar-besarnya sama ada dalam pergaulan, percakapan ataupun tingkahlaku refleks seperti menguap, bersin dan sebagainya.
* Ketika menguap terdapat adabnya yang tersendiri iaitu hendaklah meletakkan tangan di mulut ketika menguap untuk menutup pandangan yang tidak elok ketika mulut terbuka dan juga untuk menghalang sesuatu daripada masuk ke dalam mulut. Selain itu kita disuruh mengurangkan bunyi ketika menguap, seboleh-bolehnya tidak kedengaran langsung.
* Manakala apabila bersin pula kita hendaklah memalingkan muka ke arah lain sambil menutup mulut dan hidung untuk mengurangkan bunyi bersin tersebut selain untuk mengelak daripada terkena jangkitan pada orang lain. Selepas bersin hendaklah mengucapkan “alhamdulillah” dan orang yang mendengarnya hendaklah mengucapkan “yarhamukallah” sebagai mendoakan kesejahteraan orang yang bersin itu serta dibalas pula oleh orang yang bersin dengan mengucapkan “Yahdiinaa wayahdiikumullah”.
* Bersin yang terlalu kerap melebihi 3 kali menandakan seseorang itu kemungkinan diserang selsema manakala menguap yang terlampau kerap menandakan seseorang itu tidak cukup tidur selain menunjukkan ciri-ciri kemalasan yang patut dihindari dengan melakukan aktiviti senam ringan dan sebagainya.

Solat Dalam Kedaan Mengantuk

Diriwayatkan dari Anas r.a: “Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Apabila seseorang mengantuk ketika sedang mengerjakan solat hendaklah ia tidur terlebih dahulu hingga ia mengerti apa yang ia katakan (atau ia bacakan).” (al-Bukhari)

Huraian:

Jika kita merasa sangat mengantuk dan letih eloklah sekiranya kita baring seketika. Selepas itu bangun dan ambillah wudhu’ dan tunaikan solat. Ingat! Jangan terus tertidur.

Sebenarnya seseorang itu hendaklah bersembahyang dengan kekuatan yang ada pada dirinya. Tidak secara terpaksa hingga tidak sedar tentang bacaan dalam solat mahupun bilangan rakaat yang telah dikerjakan. Solat seperti ini boleh membawa kepada batal.

Malah adalah lebih baik sekiranya setiap kali merasa mengantuk kita memperbaharui wudhu’ semula kerana dengan cara membasuh muka dan mengenakan air kepada anggota tubuh itu akan dapat menyegarkan semula badan kita dan kita menjadi bersemangat untuk mengerjakan solat.

Persediaan Sebelum Tidur

Diriwayatkan daripada Abdullah bin Zaid al-Ansari r.a bahawa dia pernah melihat Nabi Muhammad SAW berbaring terlentang di dalam masjid, meletakkan sebelah kakinya pada sebelah kakinya yang lain.” (al-Bukhari)

Huraian:

Sekiranya hendak tidur kita disarankan mengikut sunah Rasulullah SAW. Dalam suatu riwayat menerangkan: “Daripada ‘Aisyah r.a katanya: “Nabi SAW apabila berbaring di tempat tidurnya pada setiap malam, baginda mengangkat kedua tangannya (seperti berdoa), lalu meniup dan membaca surah al-Ikhlas, surah al-Falaq, surah an-Nas, kemudian baginda menyapukan tangannya itu ke seluruh badan yang dimulai dari kepalanya dan mukanya dan bahagian depan daripada badannya, Baginda melakukannya sebanyak tiga kali.” (at-Tirmizi) Selain itu sebelum tidur baginda menunaikan sembahyang witir kerana Nabi SAW juga telah mengingatkan umatnya bahawa syaitan sering mengganggu manusia ketika tidur. Oleh itu kita dianjurkan supaya mengamalkan solat witir setiap kali sebelum tidur. Ketika baginda terbangun daripada tidur di tengah malam pula, baginda akan membasuh muka dan kedua belah tangan sebelum baginda tidur semula. Berkenaan dengan cara tidur pula, Rasulullah SAW selain daripada tidur miring ke sebelah kanan, baginda juga pernah tidur terlentang dengan cara meletakkan satu kaki di atas yang lain sebagaimana maksud hadis di atas.

Selasa, 15 Februari 2011

Isnin, Hari Kelahiran Rasulullah SAW

Daripada Abu Qatadah al-Ansari berkata: Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat tentang kelazimannya berpuasa pada setiap hari Isnin. Maka baginda bersabda: “Padanya aku dilahirkan dan padanya wahyu pertama diturunkan kepada ku”.

(Muslim)

Huraian:

* Merayakan maulid rasul termasuk dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW dan sesiapa yang meraikannya diberikan pahala oleh Allah SWT. Begitu juga menyambut hari-hari kebesaran Islam yang lain seperti Maal Hijrah, Nuzul al-Quran, Hari Raya Puasa dan Haji, Nisfu Syaaban dan sebagainya.
* Allah SWT berfirman dalam surah al-Haj ayat 32 yang maksudnya : “..dan sesiapa yang menghormati syiar-syiar agama Allah, maka (dialah orang yang bertaqwa) kerana sesungguhnya perbuatan itu adalah satu kesan daripada sifat-sifat hati yang bertaqwa kepada Allah”
* Rasulullah SAW adalah merupakan syiar atau tanda kebesaran Allah SWT kerana dengan kelahiran Rasulullah SAW, dunia mengetahui tentang keesaan Allah SWT. Sesungguhnya Allah menyuruh kita mengambil pengajaran di atas peristiwa keputeraan Rasulullah SAW ini kerana ia akan memperkukuhkan keimanan dan kecintaan kita terhadap diri baginda dan meneruskan perjuangannya serta tidak melupakan ajaran dan sunahnya.
* Mengucapkan selawat ke atas Nabi SAW seperti dalam majlis maulidurrasul adalah amalan yang amat digalakkan dalam Islam kerana Allah sendiri telah berfirman yang maksudnya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat berselawat ke atas Nabi. Wahai orang beriman, hendaklah kalian berselawat baginya dan mengucapkan salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab:56)
* Ulama telah sepakat memandang baik amalan menyambut maulidurrasul SAW. Di Malaysia, era 50an hingga 80an sambutan ini dilakukan dengan cara tradisional seperti berzanji, tilawah al-Quran, tahlil dan sebagainya. Namun perkembangan semasa telah mempengaruhi acara sambutan tersebut kepada bentuk baru seperti dengan mengadakan nasyid, forum, ceramah, perarakan dan sebagainya. Tujuannya tidak lain melainkan untuk memperingati, mengagungkan, dan memuliakan Rasulullah SAW.

Menjadikan Harta Jambatan Ibadah

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Sesungguhnnya bagi setiap umat itu mempunyai ujian dan ujian bagi umatku adalah harta kekayaan.”

Riwayat at-Tirmidzi

Huraian:

* Harta kekayaan, kemewahan dan pangkat menyilaukan pandangan serta dapat mengubah pendirian seseorang.
* Islam melarang umatnya bersikap terlalu mementingkan kehidupan dunia dan mengutamakan kehidupan peribadi lebih daripada kepentingan masyarakat. Sedangkan pemberian atau nikmat-nikmat keduniaan itu sebenarnya adalah suatu bentuk ujian daripada Allah SWT untuk mengukur sama ada manusia menghargainya dengan bersyukur atau tenggelam dalam kelekaan hingga menjadi kufur terhadap Allah SWT.
* Oleh itu setiap individu perlu berwaspada agar tidak menjadikan harta kekayaan sebagai alasan untuk melupakan perintah dan suruhan Allah SWT sebaliknya menjadikan nikmat-nikmat tersebut sebagai faktor pendorong untuk melakukan kebajikan dan amal soleh yang dituntut dengan ikhlas bersungguh-sungguh kerana golongan seperti ini bukan sahaja akan beruntung di dunia bahkan mendapat ganjaran besar yang di akhirat kelak.

Menghormati Bapa

DaripadaAbu Hurairah r.a, sabda Rasulullah s.a.w, maksudnya: “Janganlah kamu membenci bapa-bapa kalian. Sesiapa yang membenci bapanya bererti ia kafir.”
Riwayat Muslim

Huraian:

* Seorang ibu mahupun bapa tidak akan menjadi ibu dan bapa tanpa anak-anak dan begitulah sebaliknya. Oleh itu ibu bapa berhak mendapat penghormatan daripada anak-anak mereka sama sebagaimana anak-anak mereka berhak mendapat kasih sayang daripada ibu bapa.
* Islam melarang keras anak-anak mencela atau memarahi ibu bapa dengan bahasa yang kasar. Anak yang mengasari ibu bapa dianggap sebagai anak derhaka yang diharamkan syurga ke atasnya oleh Allah S.W.T di akhirat kelak.
* Oleh itu bagi mendapatkan anak-anak yang baik, ibu bapa hendaklah terlebih dahulu menunjukkan pergaulan yang baik dengan anak-anak. Apabila anak-anak yang soleh ini dapat dibentuk, tiadalah permusuhan dan perbalahan dalam keluarga. Masing-masing akan saling sayang menyayangi antara satu dengan lain.

Tiga Kali Lebih Baik

Diriwayatkan daripada Anas r.a katanya: “Apabila Nabi SAW memberitahu sebuah pernyataan, baginda mengulanginya sampai tiga kali hingga orang ramai dapat memahami dan mengerti perkataannya dengan baik dan setiap kali nabi meminta izin untuk masuk (ke dalam rumah, ia mengetuk pintu) tiga kali dan mengucapkan salam.”
(al-Bukhari)

Huraian:

Simbolik tiga kali dalam sesuatu perbuatan bergantung pada situasi dan tempat. Dalam melakukan sesuatu perkara ibadah seperti mengambil wudhu’, kita dikehendaki melakukan pada satu-satu rukun itu sebanyak tiga kali kerana ia adalah lebih baik bahkan termasuk dalam perkara sunat.

Malah bagi kebanyakan perkara, perbuatan mengulang-ulang itu dianggap akan menyempurnakan kekurangan yang berlaku sebelumnya daripada langsung tidak melakukannya atau setidak-tidaknya menduakan malah lebih bagus menigakan dan seterusnya. Jika kurang dari tiga kali ditakuti menjadi kurang bermanfaat, khususnya dalam perbuatan mengingat atau menghafal ilmu yang menuntut kita mengulang-ulangnya beberapa kali sesuai dengan sifat manusia yang mudah lupa.

Tetapi ada juga berlaku sekiranya sesuatu itu dilakukan lebih dari tiga kali akan mengundang mudarat dan keburukan atau jatuh pada peringkat batal contohnya jika bergerak dengan sengaja lebih dari tiga kali sewaktu dalam solat, solat dianggap batal. Sesungguhnya dalam hal ini Islam menekankan tentang kesederhanaan dan menegah perbuatan melampaui batas. Justeru bilangan 3 kali adalah jalan paling selamat!

Mukmin Yang Berakhlak Mendapat Darjat Yang Tinggi

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Sesungguhnya seseorang mukmin itu dapat mencapai darjat orang yang berpuasa yang mendirikan sembahyang ditengah malam disebabkan akhlaknya yang mulia.” Riwayat Abu Daud

Huraian:

* Allah S.W.T. memberi ganjaran yang amat tinggi kepada orang yang berakhlak mulia, setaraf dengan orang yang berpuasa serta mendirikan sembahyang di tengah malam.
* Setiap Muslim hendaklah berusaha mempertingkatkan kualiti akhlaknya agar menjadi baik dan lebih baik sepanjang menjalani kehidupan di dunia ini kerana setiap amalan akan dihitung dan dihisab di akhirat kelak.
* Mukmin yang mempunyai akhlak mulia, bukan sahaja mendapat kemulian di dunia, bahkan mendapat darjat yang tinggi di sisi Allah di akhirat nanti.

Banyak Ketawa, Manusia Lalai Kematian

SUKA dan duka menjadi asam garam kehidupan. Setiap insan sering dihadapkan dengan pelbagai keadaan hidup yang memerlukan tindakan mental dan fizikal tertentu.

Menangis dan hiba sering dikaitkan dengan kedukaan dan penderitaan, manakala ketawa selalunya menjadi manifestasi keriangan dan kepuasan yang tidak semua insan dapat merasainya.

Islam tidak pernah melarang umatnya untuk melahirkan rasa kegembiraan dan kepuasan hati mereka dengan ketawa. Namun, sebagai agama syumul dengan pelbagai adab dan disiplin, syariat tetap membataskan tahap ketawa yang dibenarkan.

Ia bagi mengelakkan orang Islam dipandang rendah martabatnya oleh bukan Islam. Menyingkap sirah Rasulullah SAW ketika hebat melancarkan misi dakwah melalui jihad perang selepas hijrah ke Madinah.

Allah menempelak sebahagian tentera munafik yang pada mulanya menyatakan persetujuan untuk bersama Baginda di medan peperangan. Bagaimanapun, mereka membatalkan janji dan persetujuan pada saat genting tentera Islam bakal bertarung dengan kekuatan tentera Musyrikin Quraisy dalam Perang Uhud.

Berikutan peristiwa itu, Allah berfirman yang bermaksud: “Oleh itu bolehlah mereka ketawa sedikit (di dunia ini) dan mereka akan menangis banyak (pada akhirat kelak), sebagai balasan bagi apa yang mereka usahakan.” – (Surah at-Taubah, ayat 82)

Jelas daripada mafhum ayat ini, Allah mengungkapkan sifat lazim kaum munafik selalunya suka mengamal tabiat ketawa berlebihan. Sedih, murung, riang, gembira dan ketawa adalah sentuhan naluri semula jadi, tetapi Islam tetap mengehadkan untuk mengelak berlaku dalam keadaan melampau.

Lantaran Islam menyediakan pilihan yang boleh diamalkan bagi mengelak kita daripada bertindak di luar batasan kemanusiaan apabila hati dan perasaan bertindak balas dengan apa yang dialami.

Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Dan janganlah kamu banyak ketawa kerana banyak ketawa itu mematikan hati.” (Riwayat Ahmad dan at-Tirmizi)

Sewajarnya setiap insan mukmin segera menginsafi diri untuk tidak menjadikan ketawa sebagai perantara menzahirkan perasaan tersendiri dengan cara berlebihan. Perbuatan itu dibimbangi boleh membawa kepada beku dan matinya hati.

Saidina Umar al-Khattab pernah berkata, seseorang yang banyak ketawa nescaya akan kurang rasa takutnya kepada Allah. Apabila rasa takutnya berkurangan, maka akan kuranglah taatnya kepada Allah.

Ketawa yang sampai ke tahap berlebihan, maka ia lebih mengundang perkara negatif. Orang banyak ketawa lebih suka membiarkan masa berlalu tanpa diisi dengan sesuatu bermanfaat. Banyak ketawa juga boleh melupakan manusia daripada mengingati mati dan himpunan dosa yang menimbun dalam diri.

Apabila lupa kepada mati, manusia lupa membuat persiapan menuju ke alam abadi kerana terlalu leka dengan keindahan, kekayaan, keseronokan dan kegembiraan yang tidak lebih hanya bersifat sementara.

Justeru, bermuhasabah diri adalah jalan paling terbaik supaya tidak terlalu leka dengan keseronokan dan keriangan yang dinikmati di dunia. Kita juga diminta tidak mudah berpuas hati dan leka dengan pencapaian tersendiri dan akhirnya menjadikan ketawa sebagai teman kepada keseronokan.

Sekali lagi ditegaskan bahawa Islam tidak pernah melarang umatnya untuk ketawa, tetapi biarlah di atas landasan syariat yang sederhana. Kita tidak dapat mengelakkan sesuatu yang semula jadi tercipta.

Isnin, 14 Februari 2011

Galakan Berdoa

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Doa itu ialah ibadat.” Riwayat Bukhari
Huraian:
* Doa adalah Istiksaat (memohon pengampunan dan pertolongan) dan hanya Allah S.W.T sahaja yang dapat memberikannya.
* Orang yang berdoa hendaklah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan hajat dan tunduk kepada Allah sebagai menunjukkan bahawa kita berhajat kepada Allah untuk memperolehi sesuatu yang kita kehendaki.
* Doa adalah suatu ibadat yang sangat penting kedudukannya dan sangat mahal nilainya bahkan ia adalah pintu yang paling utama daripada pintu-pintu ibadah yang lain dalam meperhambakan diri kepada Allah.
* Apabila seseorang itu berdoa maka hendaklah ia melakukannya dengan sebaik-baiknya dan dengan memelihara adab-adabnya. Dengan itu barulah doanya akan dimakbulkan oleh Allah S.W.T.

Beberapa Larangan Rasulullah SAW

Dari al-Mughirah r.a, dari nabi s.a.w baginda bersabda: “Allah telah melarang keras (mengharamkan) kamu menderhakai ibu, melarang membuat kikir dan mengubur anak perempuan. Tuhan benci kamu jika kamu terlalu banyak berbicara begitu begini, terlalu banyak bertanya serta membuang-buang harta tidak pada tempatnya.”

(Bukhari)

Huraian:

Dosa-dosa besar adalah perbuatan yang membolehkan seseorang itu tergolong di kalangan orang-orang yang menempah keburukan di akhirat nanti walhal di dunia pun balasan dosa akibat perbuatan tersebut tidak mustahil akan menimpa mereka.

Menderhakai ibu, bakhil dengan kelebihan nikmat yang dikurniakan Allah S.W.T, membunuh anak sendiri, banyak bercakap perkara yang sia-sia, banyak bersoal jawab sebelum melakukan sesuatu perkara dan suka melakukan pembaziran merupakan perbuatan yang dilarang dan dibenci di dalam Islam.

Jika direnung akan keadaan umat sekarang, musibah-musibah yang datang menimpa tidak pernah berkesudahan. Sama ada ia boleh dikategorikan sebagai cubaan Allah, bala atau malapetaka semuanya bergantung pada kedudukan sesebuah umat itu kerana Allah tidak pernah menzalimi manusia tetapi manusialah yang menzalimi diri mereka sendiri.

Jika kita lalai daripada mengingati dan mensyukuri nikmat Allah, segala sesuatu yang buruk akan sanggup kita lakukan kerana ia timbul hasil dorongan hawa nafsu. Hilang sifat kasih sayang, kasihan belas apatah lagi sifat kebergantungan terhadap Yang Maha Kuasa. Timbullah sikap angkuh dan bongkak hingga sanggup menzalimi orang lain. Tidak sedar akan balasan Allah yang bakal menimpa. Bahkan kita melakukan dosa dengan perasaan megah dan bangga.

Itulah antara sebab-sebab yang mengundang kecelakaan. Oleh itu sebagai hamba yang beriman janganlah kita melakukan perkara yang ditegah kerana setiap tegahan itu adalah untuk kebaikan diri kita sendiri agar hidup sentiasa berada di dalam keredhaan Ilahi.

Kesabaran Seorang Nabi & Rasul

Dari Abdullah r.a, katanya: “Seolah-olah saya melihat Nabi s.a.w menceritakan seseorang di antara nabi–nabi yang dipukul oleh kaumnya hingga mengalir darahnya dan nabi itu menghapuskan darah di mukanya sambil berdoa: “Wahai Tuhan! Ampunilah kiranya kaumku kerana sesungguhnya mereka belum tahu.”

(Bukhari)

Huraian:

Kebenaran (hak) itu datangnya daripada Allah S.W.T. Pemimpin kebenaran khususnya para rasul wajib menyampaikan kebenaran itu kepada seluruh manusia. Bahkan salah satu sifat wajib bagi rasul ialah menyampaikan (tabligh). Mereka tidak boleh menyembunyikan kebenaran walaupun satu huruf.

Apabila datang penentangan terhadap yang hak itu, maka kebenaran sikap mereka tetap tidak berubah, melainkan terus mencari jalan bagaimana kebenaran itu boleh sampai dan diterima oleh para penentang. Sekiranya sudah tidak ada lagi jalan untuk penentangnya menerima kebenaran, maka didoakannya pula. Doanya kepada penentang ialah agar menerima kebenaran dan Tuhan ampunkan segala kesilapan dan dosa-dosa mereka.

Begitulah mulianya hati dan jiwa insan yang Allah anugerahkan sebagai pemimpin umat. Inilah hati para rasul. Lihatlah sikap Rasulullah s.a.w yang memaafkan penduduk Thaif yang menghina baginda. Malah baginda mendoakan agar mereka nanti akan menerima kebenaran dan beriman kepada Tuhan suatu masa kelak.

Mengumpat Amalan Tercela.

SALAH satu sikap buruk yang ada pada manusia adalah mengumpat atau mengatakan perihal seseorang. Ada antara kita terutamanya golongan wanita cukup suka mengumpat.

Setiap hari ada sahaja perkara yang mahu diumpatkan dan paling mereka suka apabila ia berkaitan dengan rumahtangga atau hal peribadi seseorang.

Kalau yang diumpatkan itu musuh mereka maka semakin bersemangatlah mereka mengumpat sehingga akhirnya tanpa mereka menyedari mereka tergolong dalam golongan yang melakukan fitnah.

Rasulullah SAW menjelaskan mengenai mengumpat seperti mana sabda baginda yang bermaksud: Mengumpat itu ialah apabila kamu menyebut perihal saudaramu dengan sesuatu perkara yang dibencinya. (riwayat Muslim)

Memandangkan betapa buruk dan hinanya mengumpat, ia disamakan seperti memakan daging saudara seagama. Manusia waras tidak sanggup memakan daging manusia, inikan pula daging saudara sendiri.

Dosa mengumpat bukan saja besar, malah antara dosa yang tidak akan diampunkan oleh Allah biarpun pelakunya benar-benar bertaubat. Dosa mengumpat hanya layak diampunkan oleh orang yang diumpatkan.

Selagi orang yang diumpatnya tidak mengampunkan, maka dosa itu akan kekal dan menerima pembalasannya di akhirat.

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Awaslah daripada mengumpat kerana mengumpat itu lebih berdosa daripada zina. Sesungguhnya orang melakukan zina, apabila dia bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Dan sesungguhnya orang yang melakukan umpat tidak akan diampunkan dosanya sebelum diampun oleh orang yang diumpat. (riwayat Ibnu Abib Dunya dan Ibnu Hibban)

Disebabkan mengumpat terlalu biasa dilakukan, maka ia tidak dirasakan lagi sebagai satu perbuatan dosa. Hakikat inilah perlu direnungkan oleh semua.

Mengumpat dan mencari kesalahan orang lain akan mendedahkan diri pelakunya diperlakukan perkara yang sama oleh orang lain. Allah akan membalas perbuatan itu dengan mendedahkan keburukan pada dirinya.

Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Wahai orang beriman dengan lidahnya tetapi belum beriman dengan hatinya! Janganlah kamu mengumpat kaum muslim, dan janganlah kamu mengintip-intip keaibannya. Sesungguhnya, sesiapa yang mengintip keaiban saudaranya, maka Allah akan mengintip keaibannya, dan dia akan mendedahkannya, meskipun dia berada dalam rumahnya sendiri. (riwayat Abu Daud)

Orang yang mengumpat akan mendapat kerugian besar pada hari akhirat. Pada rekod amalan mereka akan dicatatkan sebagai perbuatan menghapuskan pahala.

Rasulullah SAW juga pernah bersabda yang bermaksud: “Perbuatan mengumpat itu samalah seperti api memakan ranting kayu kering”.

Pahala yang dikumpulkan sebelum itu akan musnah atau dihapuskan seperti mudahnya api memakan kayu kering sehingga tidak tinggal apa-apa lagi.

Diriwayatkan oleh Abu Ummah al-Bahili, di akhirat seorang terkejut besar apabila melihat catatan amalan kebaikan yang tidak pernah dilakukannya di dunia.

Maka, dia berkata kepada Allah: “Wahai Tuhan ku, dari manakah datangnya kebaikan yang banyak ini, sedangkan aku tidak pernah melakukannya”. Maka Allah menjawab: “Semua itu kebaikan (pahala) orang yang mengumpat engkau tanpa engkau ketahui”.

Sebaliknya, jika pahala orang yang mengumpat tidak ada lagi untuk diberi kepada orang yang diumpat, maka dosa orang yang diumpat akan dipindahkan kepada orang yang mengumpat. Inilah dikatakan orang muflis di akhirat kelak.

Memandangkan betapa buruknya sifat mengumpat, kita wajib berusaha mengelakkan diri daripada melakukannya. Oleh itu perbanyakkanlah zikir supaya dapat menghindarkan diri daripada mengumpat.

Justeru tinggalkan amalan buruk berkenaan. Janganlah kita melampaui batas apabila kita tidak menyukai seseorang sehingga kita sanggup memburuk-burukkkannya di belakang.

Ingatlah setiap apa yang kita lakukan pasti ada pembalasan sama ada ia perbuatan baik atau sebaliknya.

Islam Melarang Umatnya Memohon Untuk Mati

Rasulullah saw. Bersabda bermaksud: “Janganlah ada diantara kamu yang bercita-cita hendak mati. Sekiranya ia seorang yang baik mudah mudahan ia dapat menambahkan lagi kebaikan, dan sekiranya ia seorang yang jahat mudah mudahan ia dapat bertaubat kepada Allah.”

Riwayat Hadith Al-Bukhari dan Muslim

Huraian:

* Haram hukumnya bagi seseorang muslim bercita cita dan berdoa untuk mati apabila hidup didalam kesengsaraan dan menderita.
* Setiap mukmin yang panjang umurnya mempunyai banyak peluang untuk ia beramal ibadat kepada Allah sebagai bekalan di akhirat nanti.
* Islam tidak membenarkan umatnya bercita cita untuk mati, tetapi menggalakkan umatnya supaya bercita cita untuk menambahkan ilmu pengetahuan demi kemajuan ummah.

Enggan Masuk Syurga

Al-Bukhari meriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Semua umat ku akan masuk syurga kecuali orang yang enggan. Baginda ditanya: “Siapakah yang enggan?” Baginda bersabda: “Sesiapa yang taat kepada ku ia masuk syurga dan sesiapa yang derhaka kepada ku ia masuk neraka.” (al-Bukhari)
Huraian:
Pada hakikatnya tiada seorang pun yang waras fikirannya enggan memasuki syurga, malah yang bermati-matian mengejar dunia ini sekali pun, tidak lain ialah kerana menganggap dunia ini adalah syurga yang terlalu indah padahal syurga yang sebenar adalah syurga akhirat yang kekal abadi. Enggan memasuki syurga bererti seseorang itu memilih untuk memasuki neraka. Kesimpulan daripada hadis di atas ialah bahawa orang yang bakal memasuki syurga adalah orang yang taat kepada Rasulullah SAW sedangkan pengertian orang yang tidak mahu memasuki syurga adalah mereka yang derhaka kepada baginda SAW.

Ahad, 13 Februari 2011

Ramai Yang Masih Tidak Solat

Sejumlah 80 peratus umat Islam di Malaysia masih tidak menyempurnakan solat lima waktu dalam sehari”. Anda mungkin terkejut dengan data ini tetapi itulah hakikatnya. Dalam satu kajian yang telah dilakukan oleh tokoh motivasi terkenal di Malaysia, Dato’ Dr. Mohd Fadzilah Kamsah, bahawa sejumlah 80 peratus umat Islam di Malaysia masih tidak menyempurnakan solat lima waktu dalam sehari. Peratusan angka ini diperoleh melalui tinjauan beliau menerusi program-program ceramah dan motivasi, yang dijalankan di seluruh negara serta pemerhatian terhadap gaya hidup masa kini.


Menurut Dato’ Dr. Mohd Fadzilah Kamsah antara golongan yang kerap meninggalkan ibadah solat ini ialah golongan para pelajar sekolah, golongan belia, pekerja kilang, anggota pasukan seragam dan juga para peniaga (Utusan Malaysia 2008, 23 Jun).

Menurut kajian itu lagi hanya sekitar 17 hingga 20 peratus yang menunaikan solat fardu cukup lima waktu dalam sehari, sementara bagi pelajar -pelajar sekolah menengah, iaitu hanya 15 peratus sahaja mengakui bersembahyang lima kali sehari. dan fakta ini ternyata menyamai dapatan kajian yang menunjukkan bahawa sejumlah 86.2% responden mengakui kerap meninggalkan solat dan sejumlah kecil responden yang melaksanakan solat dengan secukupnya.

Selain dari itu kadar pelaksanaan yang rendah dalam ibadah solat di kalangan responden dalam kajian ini juga mungkin dapat dikaitkan dengan tahap pengetahuan dan kemahiran responden dalam menunaikan ibadat tersebut. Apakah faktor yang menyebabkan jumlah besar responden tidak menunaikan solat dalam kehidupan mereka? Persoalan ini mungkin tidak dapat diselesaikan dengan menjaga fakta-fakta atau cara melaksanakan solat. Sesungguhnya ia melibatkan banyak faktor lain termasuk motivasi pelaksanaan solat dan ibadat. Menurut al-Kumayi (2009) terdapat tiga halangan dalam melaksanakan ibadah iaitu:

* Malas (kasal) mengerjakan ibadat kepada Allah, sedang setiap insan sanggup dan berupaya melakukan ibadah.
* Lemah fikiran (futur) atau tidak memiliki tekad yang kuat kerana terpengaruh dengan kehidupan dunia.
* Bosan (malal) atau cepat berasa bosan melakukan ibadah sedangkan tujuan belum tercapai.

Sesungguhnya amalan atau perbuatan meninggalkan solat ini merupakan masalah yang serius atau cukup barat, kerana baik buruknya perlakuan seseorang itu sangat dipengaruhi oleh solatnya. Jika ibadah solatnya baik, dilakukan dengan peluh kesempurnaan yang merangkumi aspek rukun, syarat dan penuh khusyuk ia akan dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Aspek ini menjadi jawapan kepada pelbagai masalah yang timbul dalam organisasi atau pun yang melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan syarak.

Formula Solat Sempurna

Penulis : Ust. Zaharuddin Abd. Rahman
HARGA : RM25.90
Dapatkan secara online di http://store.stormreaders.org

FORMULA SOLAT SEMPURNA ini menjelaskan kepada pembaca dengan pendekatan mudah dan mantap berkenaan cara menunaikan solat secara lebih sempurna iaitu dengan menggabungkan sunat-sunat semasa solat bersama rukun dan syaratnya.

Keistimewaan buku ini terletak pada kupasan ringkas dan padat hasil kajian mendalam daripada kitab-kitab turath silam dan kontemporari. Penulis membawakan nas-nas yang terbaik hasil ijtihad para ulama hadis silam dan semasa.

Aspek ini menjadikan ia sebuah buku yang amat sesuai buat semua lapisan masyarakat dan latar belakang, hingga mereka yang mempunyai kefahaman Syariah yang minimum juga mampu memahami ulasan di dalam buku ini dengan baik. Demikian juga mereka yang khusus dalam ilmu Syariah juga diyakini akan mendapat sesuatu yang menarik daripada buku ini. Kandungan buku ini disusun dalam bentuk menarik mengikut kronologi pergerakan solat dan kemudian disusuli dengan nas-nas warid daripada Nabi s.a.w. Seterusnya huraian amat berguna berkaitan khusyuk, masalah dan punca kehilangannya dewasa ini.